Langsung ke konten utama

Welcome Back

Sudah beberapa kali saya mencoba. Membuka blog ini, berharap ada kilat-kilat sambaran yang bisa menghancurkan penghalang-penghalang saya tuk sekedar membuat tulisan. Entah apapun itu.

Sudah beberapa kali saya mencoba. Memendam ide-ide yang ada di kepala kemudian keinginan untuk menuangkannya dalam tulisan. Namun selalu saja ada rasa aneh tuk memulainya kembali. Rasa takut dan tak percaya diri dengan tulisan yang akan dibuat. Sekali lagi ini dikarenakan penghalang itu bernama “ingin terlihat wah” dengan tulisannya.

Padahal banyak inspirasi dari para penulis, bahwa hal yang harus dilakukan hanya tulis saja apa yang sedang ada dalam pikiran. Bentuk tulisan itu urusan belakang. Yang penting tuliskan, tuangkan saja ke dalam ruang-ruang yang ada. Keluarkan segalanya.


Maka selamat datang tulisan ini. Tulisan yang setelah sekian lama ditunggu untuk dibuat. Tulisan yang ala kadarnya karena hanya ingin menumpahkan segala rasa yang ada di kepala. Tulisan yang semoga menjadikan kembali tapak-tapak dan jejak-jejak mimpi-mimpi. Menitinya dengan kesabaran dan kesungguhan. Dengan kebulatan tekad dan kemurnian niat.

Karena, sejak saya berdo’a  kepada Allah tuk mengembalikan saya yang dulu. Allah selalu menunjukkan kehebatanNya. Melalui media apapun. Ketika kita merenungi dan meresapi segala kejadian yang ada disekitar kita. Kita akan tahu jawabannya. Bahwa Allah selalu ada menemani, dan memberi petunjuk. Sungguh, hanya kepada Mu lah kami berharap dan hanya kepadaMu lah kami mengharap pertolongan.

Dulu, saya memiliki semangat kuat tuk menulis. Merutinkannya. Bahkan sampai membuat azzam menulis tiap hari di bulan Ramadhan. Sebentar tadi saya membuka folder tersebut. Tersenyum-senyum kecil melihat bagaimana tulisan-tulisan saya dua tahun yang lalu.

Atau, saya yang dulu juga pernah membuat komunitas menulis 1 hari 1 halaman. Dengan beberapa teman kami meniatkan. Demi melatih kemampuan. Kami putuskan tema perharinya. Kemudian menyetor sebelum hari tersebut berakhir. Jika ada yang tidak menyertor maka hukuman menanti.

Dulu, saya punya semangat itu. Karena mimpi itu terasa begitu dekat. Saya dengan setia mengejarnya.
Entah kenapa dengan saya sekarang. Saya sekarang lebih terbuai dengan realitas dan fakta. Semangat menggapai mimpi mulai mengendur dengan terlalu berorientasi dengan realitas sekarang dan begitu jauhnya mimpi itu.

Puncaknya terakhir, Allah memberikan kembali semangat saya dulu. Film “5cm” menginspirasi saya. Dengan keteguhan tekad yang kuat, dan meletakkan mimpi itu 5 cm di depan mata kita, maka kita akan merasakan energi yang begitu besar tuk menggapainya.

“Biarkan mimpi itu berada 5 cm di depan mata kita. Jangan sampai menempel dengan mata karena itu akan membuat kita puas, namun biar ia sejauh 5 cm. Itu akan terasa dekat, dan terlihat, namun tetap saja itu belum kita raih.”


Selamat datang kembali, Doni!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1

 Bismillah walhamdulillah, washolatuwassalamu ala rosulillah, Kali ini saya akan share hasil pengerjaan tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 8. Pada modul 1.1. Demonstrasi Kontekstual. Saya membuat karya infografis terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu poin yang dibahas adalah tentang "Pendidikan yang berpihak pada murid."