Malam tadi atau tadi malam (sebenarnya sama saja) saya berkesempatan melihat Film Narnia : The Voyage of the Dawn Treader. Meskipun ada banyak bagian yang saya lewati, tapi lagi-lagi saya datpat quote bagus.
Jadi momennya adalah ketika salah satu anak laki-laki tokoh tersebut berubah menjadi seekor naga api. Itu merupakan suatu kutukan di sebuah pulau yang banyk terdapat harta karun emas. Sang anak ini begitu tamak melihat emas-emas itu dan berusaha ingin mengambil semua emasnya.
Lantas scene film berubah. Memperlihatkan rombongan mereka yang sudah siap mau berangkat lagi setelah mengambil barang-barang atau makanan di pulau itu sebagai bekal perjalanan. Kemudian salah satu dari rombongan menyadari ketidakberadaan bocah laki-laki tadi. Lantas memutuskan untuk sebagian mencari, sebagian lagi menaiki dan mengetengahkan kapal ke laut terlebih dahulu.
Tiba-tiba dari sudut pandang orang-orang di kapal terlihat seekor naga merah mendekat. Terkejut melihat naga itu, lantas seluruh awak kapal bersiap siaga menyiapkan perlengkapan melawan naga itu. Sang naga tak melawan, karena sebenarnya ia adalah bocah laki-laki tadi yang sekarang telh berubah.
Karena naga tak bisa meyakinkan para rombongan yang di kapal bahwa ia adalah bocah laki-laki yang telah berubah akhirnya naga itupun pergi kembali ke pulau menemui dua orang lelaki yang tadi ditugaskan untuk mencari bocah laki-laki yang hilang tadi. Naga pun mencengkram salah satu laki-laki itu dan membawanya ke tempat lain. Ke tempat yang sudah ia tuliskan “I am Eustache”. Yang berarti “saya eustache”, nama bocah laki-laki yang berubah menjadi naga ini. Akhirnya mereka percaya bahwa naga tadi bukan musuh, malah salah satu teman mereka.
Singkat cerita, para rombongan akhirnya memutuskan untuk bermalam di pulau tadi bersama sang naga untuk memikirkan bagiamana cara mengembalikan temannya ini ke bentuk manusia semula.
Malam sudah larut. Yang lain sudah nyenyak dalam mimpinya yang indah. Namun, sang naga ternyata terlihat tidak bisa tidur malam itu. Terlihat air mata menetes di sela-sela pipinya yang sekarang keras berupa kulit seekor naga merah. Reepicheep, salah satu tokoh disana mendekati.
Akhirnya sang naga sedikit terhibur dengan adanya Reepicheep setelah ia mengatakan, “......Kejadian yang luar biasa hanya terjadi pada orang-orang luar biasa.....”
Sampai sini cukup saya rasa cerita filmnya ya. Kalau diteruskan akan menghilangkan rasa ceritanya.
Jadi begitulah kawan... jangan lah kejadian-kejadian berat yang menimpa kita membuat kita down dan terpuruk. Justru dengan itu kita mengerti bahwa Allah ingin kita melewati tiap kejadian itu sebagai ujian peningkatan taraf taqwa kita kepada-Nya.
Kita sedang dipersiapkan menjadi orang-orang yang luar biasa. Karena kita tahu orang-orang luar biasa tidak dihasilkan begitu saja tanpa proses menyakitkan.
Kita sedang dipersiapkan menjadi orang-orang yang luar biasa. Karena sebuah pedang yang tajam dihasilkan dari tempaan panas dan pukulan yang keras ketika berproses.
Kita sedang dipersiapkan menjadi orang-orang yang luar biasa. Karena contoh-contoh itu sudah ada. Tengoklah kebesaran para Nabi kita. Nabi Musa alaihissalam dengan kejadian besarnya beliau ketika bayi dihanyutkan di sungai. Nabi Ismail alaihissalam yang ketika kecil diperintahkan untuk disembelih. Nabi Isa alaihissalam dengan kejadian besarnya beliau lahir tanpa seorang ayah. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassallam yang ketika lahir di tengah gejolak penyerangn ka’bah, yang sebelum lahir merupakan bayi yang selamat dari tradisi ‘undian’ pengorbanan anak, dan ketika kecil sudah ditinggal kedua orang tuanya.
Begitulah. Kejadian besar yang menimpa kita, menandakan kita sedang dipersiapkan menjadi sesuatu yang lebih dibandingkan yang lain.
Percayalah....
Terakhir saya ingin mengutip salah satu quote lagi yang sekarang menjadi wallpaper di HP saya,
“Hidup ini tak boleh sederhana. Hidup ini harus HEBAT, KUAT, LUAS, BESAR, dan BERMANFAAT. Yang sederhana adalah SIKAP nya.”
Komentar
Posting Komentar