Langsung ke konten utama

Akhirnya Terisi Lagi



Di samping kanan saya sekarang ada buku Writerpreneurship! Di atas meja kecil samping buku itu juga ada buku. Tapi judulnya beda. Kalo yang di atas ini judulnya kitab writerpreneur. Di tab lain di laptop yang sedang nyala ini, ada file ms word yang terbuka aktif. Di sana bertulis judulnya “bahan” yang dimasukkan di folder “ngisi follow up amal”. Dan di folder itu juga ada file lain. Ppt.. judulnya, “Pena Perubahan.”

Hhe.. saya merasa bersalah. Bukan karena nyebutin itu semua tadi, tapi karena malam ini saya akan merasa bersalah kalau tidak memposting tulisan di sini. Blog yang sudah lama saya tinggalkan. Kemungkinan ia sedih dan rindu. Munnya jar urang banjar, “karindangan”.. bujur kah? Dia tak pernah diisi lagi. Paling-paling ditengok bentar, habis itu ditinggal lagi. Sungguh malang nasibnya.


Ya udah jadi saya sempetin buat ngisi ini. Lagipula tidak hanya satu alasan itu. Yang bikin saya jadi bela-belain ngisi ini blog usang, itu karena tadi pagi saya berani-beraninya ngajakin sekelompok orang buat jadi penulis. Wow.. terus saya berani-beraninya juga ngasih tips-tips menulis. Seakan penulis hebat. Sampe nunjuk-nunjukin tulisan-tulisan yang ada di blog ini, yang dalam batin saya, “kali aja tulisan-tulisan disini menginspirasi buat mereka.”

Jadi pagi tadi, karena persiapan minim saya coba buka-buka folder laptop. Kemudian ketemu dengan file ppt judulnya pena perubahan. Hha, baru inget, kalo dulu sempat bikin materi ini buat ngisi. Akhirnya saya pakai saja isi materinya. Tapi saya sampaikan dengan santai, bukan gaya trainer ngisi training menulis, tapi gaya kiyai pondokan ngisi ta’lim. Duduk lesehan, terus ngomong. Bedanya mungkin kalo kiyai di depannya ada kitab, tapi kalo saya laptop. 

Alur materinya dimulai dari memperlihatkan fakta-fakta kerusakan dunia, kemudian kontribusi apa yang bisa lakukan untuk turut andil dalam memperbaikinya. Dilanjutkan dengan fakta bahwa tulisan yang merepresentasikan ide, gagasan, atau cita-cita seseorang itu dampaknya begitu luas. Hingga bisa mengubah dunia. Kita ingat Adam Smith dengan buku konsep ekonomi kapitalisnya. Kemudian muncul lagi Karl Max dengan buku nya Das Capitalis mempromosikan ide sosial komunisnya hingga bisa membentuk negara adidaya pada masanya, Uni Soviet. Atau Sayyid Qutb yang mengguncangkan dunia dibalik jeruji besi menulis tafsir qur’an fii zhilalail. Dan banyak lagi tokoh yang menggemparkan dunia lewat goresan-goresan pena-nya. Maka menjadi penulis merupakan salah satu pilihan yang begitu powerfull untuk turu andil dalam misi menebar kebaikan. Atau bahasa kerennya, amar ma’ruf nahi munkar

Ya begitulah, karena saya tadi pagi udah ngedorong sekelompok orang buat nulis, masa saya gak nulis. Meskipun sedikit yang penting ada yang diposting di sini, karena saya baca tulisan Mas Dwi Suwiknyo, kalo menulis di blog itu penting. Siapa tau ada penerbit yang tertarik dan meminang tulisan kita ya kan. Apalagi kalo sampe meminang si penulisnya sampe ke pelaminan. Eh.. salah fokus.. maaf...

Intinya, saya akan mencoba me-rajin-kan ngisi blog ini. Dan tetap semangat menebar kebaikan... :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1

 Bismillah walhamdulillah, washolatuwassalamu ala rosulillah, Kali ini saya akan share hasil pengerjaan tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 8. Pada modul 1.1. Demonstrasi Kontekstual. Saya membuat karya infografis terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu poin yang dibahas adalah tentang "Pendidikan yang berpihak pada murid."