Di temani secangkir kopi hitam, dengan sedikit gula yang menemaninya, pagi ini kita kembali memulai hari, hari yang sama seperti kemarin, hari yang memaksa kita memilih di rumah aja, bukan untuk aku, atau kita, bukan, tapi ini untuk kamu, dia, dan mereka yang ku sayangi, beribu huruf, beratus artikel, berpuluh paper sudah kita baca, hingga kata kakek Dahlan,
Sebuah blog berisi jejak-jejak jemari yang riang menari