Langsung ke konten utama

Postingan

Quotes dari Reepicheep

Malam tadi atau tadi malam (sebenarnya sama saja) saya berkesempatan melihat Film Narnia : The Voyage of the Dawn Treader. Meskipun ada banyak bagian yang saya lewati, tapi lagi-lagi saya datpat quote bagus.  Jadi momennya adalah ketika salah satu anak laki-laki tokoh tersebut berubah menjadi seekor naga api. Itu merupakan suatu kutukan di sebuah pulau yang banyk terdapat harta karun emas. Sang anak ini begitu tamak melihat emas-emas itu dan berusaha ingin mengambil semua emasnya.  Lantas scene film berubah. Memperlihatkan rombongan mereka yang sudah siap mau berangkat lagi setelah mengambil barang-barang atau makanan di pulau itu sebagai bekal perjalanan. Kemudian salah satu dari rombongan menyadari ketidakberadaan bocah laki-laki tadi. Lantas memutuskan untuk sebagian mencari, sebagian lagi menaiki dan mengetengahkan kapal ke laut terlebih dahulu. 
Postingan terbaru

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1

 Bismillah walhamdulillah, washolatuwassalamu ala rosulillah, Kali ini saya akan share hasil pengerjaan tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 8. Pada modul 1.1. Demonstrasi Kontekstual. Saya membuat karya infografis terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu poin yang dibahas adalah tentang "Pendidikan yang berpihak pada murid."

Merenungi Kembali Pendidikan Indonesia (Tugas CGP Angkatan 8 - Mulai dari Diri - Modul 1.1)

Berikut saya lampirkan, tugas calon guru penggerak angkatan 8 yang saya buat. Ini merupakan tugas pertama yang diberikan. Judul tugasnya Mulai dari Diri- Modul 1.1. Saya beri judul untuk tulisan saya ini dalam tugas tersebut adalah :  Merenung Kembali Pendidikan Indonesia Reflektif Sudah beberapa dekade semenjak kemerdekaan Indonesia. Pendidikan di Indonesia pun juga mengalami banyak fase-fase perubahan. Namun patut kita renungi bersama, sudah sejauh mana pendidikan kita berjalan sesuai arah yang semestinya. Arah pendidikan yang seperti apa yang kita ingin wujudkan sebagai cita-cita bangsa Indonesia. Tujuan apa yang ingin kita capai dari fase-fase pendidikan yang telah kita lalui semenjak kemerdekaan Indonesia. Apakah benar pendidikan Indonesia sudah merdeka? Sejatinya, jika kita merenungi kembali pendidikan indonesia kita, maka kita akan menuju kepada sejarah pendidikan kita. Bapak pendidikan kita yaitu ki hajar dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah bukan pengajaran. Pendidikan

Biarlah ia menari

Biarkanlah jari ini menari. Menari secepat-cepatnya, jikalau dia terjatuh maka biarkanlah ia bangkit kembali. Janganlah mengejek si jari, karna mungkin ia terlalu mungil, atau terlalu gendut. Kasian dia. Toh dia akan tetap bisa menari untuk meninggalkan jejak-jejaknya di sini. Hingga akhirnya jejak-jejak itu meninggalkan bekas yang bisa kalian lihat. Sudah kan kalian lihat jejak-jejak itu? Menurut kalian gimana bentuk jejaknya? Terlalu manis? Terlalu pahit? Atau tidak terlihat? Tapi jika keterlaluan, gak usah diceritakan. Pagi ini di temani dengan teman setia saya. Dia selalu menyejukkan. Mekipun ia sedikit pendiam, tapi berada di dekatnya selalu membuat saya ingin berlama-lama. Tahu gak siapa? Saya suka sekali deket-deketan sama dia kalau nya cuaca lagi panas. Ya ampun, masih belum tahu? Dia itu kipas angin. Pagi ini juga ditemani dengan perasaan senang. Senang karena telah mengisi perut. Dengan cairan. Yang bisa membuat tenaga lebih. Sarapan itu penting ya. Kata dokter. Udahlah, biar

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

2020, Kau Sangat Memberi Kenangan

Di temani secangkir kopi hitam, dengan sedikit gula yang menemaninya, pagi ini kita kembali memulai hari, hari yang sama seperti kemarin, hari yang memaksa kita memilih di rumah aja, bukan untuk aku, atau kita, bukan, tapi ini untuk kamu, dia, dan mereka yang ku sayangi, beribu huruf, beratus artikel, berpuluh paper sudah kita baca, hingga kata kakek Dahlan,

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu