Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Tanpa Topik

Sebelum malam berakhir, sebelum mata tertutup karena kelelahan, sebelum sadar berada di alam bawah, izinkan saya menulis. Entah apapun itu intinya jari ini akan terus bergoyang riang gembira menikmati tiap-tiap sentuhannya bersama keyboard yang hitam manis. Apakah ada yang bisa dibicarakan malam ini. Entahlah, sepertinya juga kita tidak akan tau kalau saya sedang berbicara apa dan anda berbicara apa. Toh kita tidak di sediakan media penghubung suara. Jadi tidak penting memikirkan apa yang bisa kita bicarakan malam ini. Mungkin kita ganti pertanyaannya. Apakah ada yang bisa dituliskan malam ini. Nah, kelihatannya ini pas banget. Bagaimana apakah ada jawaban. Tentu saja tidak akan ada jawaban. Sampai saya teriak-teriak pun di depan laptop ini gak akan ada yang menjawab. Toh sekali lagi kita tidak disediakan media penghubung suara. Jadi jika anda punya usulan apa yang seharusnya menjadi topik tulisan malam ini saya tidak bisa mendengar. Maka kita jangan buat pertanyaan. Marilah

Bersama-sama

iman itu seperti per, kadang naik kadang turun | mka ktika turun segeralah cari cara supaya ia naik | salah satunya berkumpul dgn org sholeh saya dulu tak sesemangat ini belajar islam | tak sebangga ini berlabel muslim | tapi semua berubah setelah mengenal mereka mereka mengajari bagaimana berkorban mati-matian demi islam | rela menghabiskan waktu demi islam | mengeluarkan harta demi islam salut bangga iri melihat mereka yang begitu antusias | ada apa gerangan dengan itu semua sampai2 waktu dan hartanya habis hanya demi islam ternyata setelah saya mendekati mereka akhirnya mendapat jawaban | surga itu bukan barang murahan! "Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan)..... ...sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka & kesengsaraan, ......... .......Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) (QS 2:

Rindu

Awalnya ini dimulai dengan ketidakpuasan saya terhadap kinerja pemerintah. Kekecewaan saya terhadap pemerintah yang terus menerus diberitakan tersandung berbagai kasus. Mulai dari korupsi, hingga saat ini sedang ramai para politisi akan mudah diarahkan dengan wanita. Entah apa istilahnya saya lupa. Pertanyaan awalnya. Apakah tidak ada lagi sosok pemimpin yang amanah di dunia ini. Atau di negeri ini sajalah dulu. Apakah sudah tidak ada lagi? Ternyata setelah mengenal kelompok ini saya menambah referensi saya terkait apa sebenarnya masalah akar yang terjadi dalam problematika kehidupan dan kekuasaan di dunia ini. Ternyata selain seorang sosok pemimpin yang amanah, juga diperlukan juga kepemimpinan yang amanah. Ini merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Tak bisa di ambil premis satu kemudian premis lainnya dihilangkan. Suatu kesatuan yang menjamin kesejahteraan rakyat yang tidak hanya di dunia bahkan juga di akhirat. Saya ingin sekali mengutip tulisan dari seorang pen

Berkhayal

Pagi ini adalah minggu pagi. Kalau ada yang tanya besok hari apa, maka saya jawab dengan keren besok hari senin. Kemudian lagi ketika ada yang tanya kemarin hari apa, maka saya jawab dengan asyik, kemarin adalah hari sabtu. Dan ketika ada lagi yang bertanya hari ini hari apa, maka saya jawab dengan asoy, hari ini hari minggu. Lantas siapa yang akan bertanya kesitu kemari? oke, marilah kita sedikit berhayal di pagi yang ceria ini. Seceria anak TK yang masih main di arena bermain yang terkomposisi atas ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dll. Begini khayalannya. Saya berada di sebuah ruangan, ber-AC, cukup luas. Bisa menampung hingga beratus-ratus orang. Dengan kursi yang juga beratus-ratus jumlahnya. Panggung di depan ruangan terlihat megah. Kursi sofa pun bertengger di atas panggung menandakan sofa lebih tinggi dari panggung. “Lantas ketika anda tidak suka menulis kenapa sekarang ingin menjadi seorang penulis?” tanya salah seorang lelaki berambut kribo, berkumis lebat dan tebal

Arjuna dan Kakek Jar

Ujian seminggu lagi, segalanya dipersiapkan Arjuna dengan sangat cermat dan seksama. Mulai dari membuat jadwal belajar yang lebih banyak dari biasanya, sampai menolak semua agenda-agenda yang tidak berhubungan dengan ujian yang akan dilaksanakan. Malam-malam pun bertumpuk dengan buku-buku yang tebal. Ditemani suara jangkrik yang selalu konser di malam hari, dan secangkir kopi hangat di samping, Arjuna tidak berhenti belajar hingga larut. Setelah itu ia lantas pergi ke kamar mandi, berwudhu kemudian sholat malam, tak lupa do'a. Baru kemudian tidur kembali. Hari Ujian pun tiba. Dilewati dengan cukup mudah oleh Arjuna meskipun tidak semua soal bisa ia jawab. Langsung kita loncat ke hari pengumuman. Ternyata Arjuna tidak mendapat hasil yang jauh dari memuaskan. Bahkan bisa dibilang jelek.

Misteri

Di sana kau tumbuh, menggapai mimpi-mimpimu. Di sini diri ini tumbuh menggapai mimpi-mimpinya. Tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan berlalu setapak demi setapak melangkah. Mendekat sedepa demi sedepa berharap mimpi itu tak menjauh, cukup hanya diam di tempat hingga kau lah yang berlari mengejarnya. Aku pun demikian. Kau yang masih sangat misterius dalam  rupa,dan nama. Meminjam istilah seseorang menyebut kau dengan ‘kekasih gelap’. Gelap karena memang tak tau siapa dan dimana. Seperti apa dan sedekat apa. Kadang harap kaulah orangnya, kadang juga dia lah orangnya, atau dia yang lain lagi orangnya. Tapi harap hanya sekedar harap. Namun pantaskah diri ini mendapatkannya. Begitulah seharusnya pertanyaan yang harus di pertanyakan kembali. Pantaskah dan pantaskah? Misteri ini akan terus misteri hingga saatnya nanti. Hingga semua terkelupas di saat yang tepat, tempat yang tepat, dengan orang yang tepat. Tentu bukan kau, dia, ia, beliau, anda, dan lainnya. Atau bisa saja itu kau, d

Muslimo No Jutsu (Buku Pertama Saya)

Cukup lama. Aha! akhirnya saya memulai tulisan saya. Sudah sejak sehabis isya saya membuka laptop, berharap menuliskan sesuatu malam ini, hingga akhirnya pukul 11.22 PM (jam laptop) baru saja saya memulia tulisan ini. Ternyata benar sekali teori fisika yang pernah saya pelajari dulu. Bahwa gaya gesek terhadap benda diam itu lebih besar daripada gaya gesek terhadap benda yang sudah bergerak. Makanya mulai saja! Nah berhubung sudah dimulai dan sudah masuk ke paragraf dua, saya berhak untuk sejenak berpikir emangnya ini tulisan tentang apa. Entahlah, yang penting saya harus nulis malam ini. Saya sudah terlalu lama tidak menggoyangkan jemari mencolek tuts-tuts keyboard. Merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi bermakna. Kau tau, itulah menulis, hanya rangkaikan saja kata-kata yang ada di pikiranmu. Simpel ! jangan dibuat sulit. Teringat acara pelatihan menulis yang kebetulan saya jadi salah satu narasumbernya. Di sana saya bilang kalau saya tidak suka menulis. Sudah sejak k