Langsung ke konten utama

Bersama-sama

iman itu seperti per, kadang naik kadang turun | mka ktika turun segeralah cari cara supaya ia naik | salah satunya berkumpul dgn org sholeh

saya dulu tak sesemangat ini belajar islam | tak sebangga ini berlabel muslim | tapi semua berubah setelah mengenal mereka

mereka mengajari bagaimana berkorban mati-matian demi islam | rela menghabiskan waktu demi islam | mengeluarkan harta demi islam

salut bangga iri melihat mereka yang begitu antusias | ada apa gerangan dengan itu semua sampai2 waktu dan hartanya habis hanya demi islam

ternyata setelah saya mendekati mereka akhirnya mendapat jawaban | surga itu bukan barang murahan!

"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan).....

...sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka & kesengsaraan, .........

.......Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) (QS 2:214)

Ayat tadi #jleb sekali buat saya dan juga menjawab pertanyaan mengapa mereka begitu antusias beramal di dunia | fastabiqul khairat


maka adakah amalan terbaik kita sudah di dunia ini? Sehingga memang pantas tuk kita bersama-sama orang sholeh mendapat surga? Asstagfirullah

Atau hanya dosa-dosa yg bergelimpangan setiap harinya? Yang kita tau bahwa itu dosa, tapi seakan mata, telinga, dan hati kita tertutup?

Maka yg sudah dan ingin berubah niatkan kuat2 di dalam hati | cari dan bertemanlah dgn org2 sholeh agar tetap istiqomah

Ikultah berbagai kajian-kajian | bergabunglah dengan kelompok2 islam yang mana saja (tak melenceng dr qur'an dan sunnah) | agar istiqomah

mengapa berjama'ah? krna syaitan pling hobi menganggu yg sendirian | maka berjama'ah lah agar istiqomah | ssuai anjuran QS Al Imran :104

Oke sekian twit mengganggu saya pagi ini, silahkan kembali bertwit ria | cuma ingin berbagi kenikmatan bersama jama'ah ini :)

@aa_donDon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu