Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Detik

Lama rasanya tak bersua dengan blog saya yang satu ini. Selama apa? Tentu saja selama saya membuka terakhir blog ini dan akhirnya saya membukanya lagi jam dan detik ini. Kalian tau bahwa setiap detik itu berharga? coba saja kalian tanya dengan salah satu para penjinak bom. Kita bayangkan. Ia dan timnya, menggerebek tempat bom ditemukan. Setelah ketemu dan bertatap muka dengan bom, ia mencoba mengamati. Memahami. Mendetailkan setiap jengkal dan sudut dari bentuk bom waktu itu. Sementara. Waktu terus berdetak dari menit menjadi detik. Dari tadinya angka 20 menjadi angka 19. Dan tiba-tiba setelah menengok lagi sudah menjadi angka 1. Ah, betapa begitu berharga tiap hitungan detik bagi para penjinak bom. Andai saja terlambat satu detik ia tidak berhasil menjinakkannya, maka tinggal kita siapkan saja panitia penguburannya. Itu tadi contoh untuk hitungan detik. Bagaimana dengan hitungan menit? apakah sebegitu berharganya dengan detik? Tentu saja! Detik saja sudah berharga, apalagi menit, a

Tak Ada yang Menjamin

  Berada dominan di lingkungan yang menjerumuskan. Interaksi pria-wanita nya tak terbataskan. Tak di dunia nyata, di dunia maya pun demikian. Akhirnya terjerumus dengan melanggar hal yang sudah di syariatkan. Misal saja dengan berpacaran. Padahal dulu begitu militan. Tulisan-tulisan dakwah berterbaran. Ah, memang istiqomah itu hal yang paling berat dipertahankan. Semoga saja kita semua, khususnya saya yang banyak dosa ini tetap Allah berikan tuntunan. Hingga ajal menyapa di depan.   Teringat sewaktu cerita-cerita dengan senior-senior saya di lembaga dakwah, beliau bilang ternyata faktor yang paling dominan membuat kader itu berhenti dari dakwah adalah ‘cinta’. Hmm…saya beri tanda petik kata ‘cinta’ tadi, karena kata itu saya khususkan untuk ‘cinta’ yang memang belum halal. Dan baru-baru saja ternyata ada kenalan, yang saya kenal juga seorang aktivis (dulunya), tapi ia berhenti belum lama. Setelah dilihat ternyata memang di dunia maya ia sering berinteraksi dengan lawan jenisnya ‘

Menulis dan harapan

Sebenarnya dalam menulis hanya diperlukan sedikit waktu dan kemauan. Kedua unsur tadi bisa saja dominan salah satunya sehingga memunculkan unsur yang lain. Paham gak maksudnya? Gini ketika ada kemauan tinggi tapi gak ada waktu kosong, biasanya orang yang macam ini bakalan mencari waktu-waktu curian. Misalnya saat ia sedang menunggu antrian bensin di pom, atau sedang nikmat-nikmatnya di dalam WC. Atau ia akan membuat jadwal sendiri dan mengkhususkan waktu sendiri untuk menulis dalam sehari, misalnya dengan mengorbankan waktu tidurnya yang tadinya 5 jam jadi 4 jam. Misalnya. Nah kalau ada waktu banyak tapi gak ada kemauan. Teori saya di paragraf sebelumnya kayaknya gak bisa dipakai. Haha..Karena biasanya apapun yang gak ada kemauan untuk mengerjakannya bakalan susah. Seperti misal hari minggu ada waktu seharian, tak ada agenda apa-apa, awalnya agenda mengisi acara tetapi acara batal karena tak ada peserta misal. Nah seharian sudah di rumah aja nih, tapi ternyata karena gak ada kemauan m

Update juga

Supaya terlihat update lagi blog ini saya isi saja dengan sembarang malam ini. Boleh kan? Nah kan saya bertanya sendiri. Ya jelas boleh dong. Toh ini blog saya, terserah saya ingin diisi dengan apa. Emang siapa kamu? pembaca tugasnya hanya membaca dengan segala konsekuensi nya. Karena dua hasil yang didapat setelah membaca, puas dan tidak puas. Bertambah ilmu dan tidak bertambah. Maka bacalah sesuatu yang berkualitas. Maka setelah di paragraf pertama berisi ketidakjelasan mengenai alur, gagasan pokok, ide utama, kecantikan tulisan, kualitas tulisan dan segala tetek bengeknya, bagaimana kalau paragraf kedua ini kita isi dengan keadaan saya sekarang. Jadi gini, saya sekarang sedang berada di depan laptop dengan tangan menjulur gemulai memijit tombol-tombol keyboard. Di samping kanan saya ada ranjang tidur, di samping kiri saya ada tivi yang menyala terus. Tayangannya sih lagi iklan. Makanya saya lebih memilih menatap kamu, Top! dari pada si Tivi. Top, kamu udah makan? Nah kan saya lebih