Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Salah Satunya

Ditemani alunan musik ‘cinta rasul’ membuat pikiran melompat-lompat indah menuju kenangan-kenangan lama. Dimana dulu, ketika kecil musik ini selalu di setel. Radio tape yang kami punya memainkan perannya dengan baik. Sesekali kaset jadul yang bentuk kotak dan ada pitanya itu kami main-mainkan pitanya. Kami tarik sampe puaanjaang, lantas balapan menggulung dimulai. Ketika itu saya berdua dengan adik saya. Menggulung pita kaset. Sekarang adik saya yang nomor dua semakin besar. Tingginya sudah melebihi tinggi saya. Sampai ketika datang ke rumah saudara yang sudah lama tidak dikunjungi, “Ini yang kakak yang mana ya....?” Hehe... apakah saya masih terlihat muda...? atau karena faktor tinggi tadi? Rasa-rasanya opsi pertama mudah dibantah. Beberapa minggu atau bulan mungkin, saya merealisasikan salah satu target saya di tahun ini. Berkunjung ke keluarga di Jawa. SkenarioNya begitu cantik, karena dibarengi dengan keinginan adik saya tuk hijrah kesana demi menimba ilmu aga

Berbaik Sangka

Di tengah jenuhnya dengan teori-teori skripsi saya. Daripada kepala saya mendidih gak karuan, saya coba aja nulis di sini. Kali aja agak entengan dikit habis nulis ni kepala. Kan enak kalo enteng, bisa dibawa kemana-mana. Iya gak? Kalo berat, ah pasti perlu bantuan orang buat ngangkat kepala saya. Gimana jadinya itu, ngangkat kepala sendiri aja gak bisa, gimana angkat kepala kamu. Ingatan saya berhijrah ke tempat ketika saya memaksakan melek dari mata yang terkantuk-kantuk. Saat itu di sebuah tempat yang paling disukai Allah. Masjid sederhana di kampus, kami terjadwal duduk melingkar sebagaimana biasa.  Bahasan kali ini tentang mengharap rahmat Allah dan tidak putus asa dari rahmatNya. Tampaknya sudah jauh sekali pembahasannya, malam itu sudah masuk bab 7 dari kitab. Saya yang baru pertama hadir setelah beberapa kali tdk bisa berhadir jadi ikut saja dengan pembahasan tersebut.

Welcome Back

Sudah beberapa kali saya mencoba. Membuka blog ini, berharap ada kilat-kilat sambaran yang bisa menghancurkan penghalang-penghalang saya tuk sekedar membuat tulisan. Entah apapun itu. Sudah beberapa kali saya mencoba. Memendam ide-ide yang ada di kepala kemudian keinginan untuk menuangkannya dalam tulisan. Namun selalu saja ada rasa aneh tuk memulainya kembali. Rasa takut dan tak percaya diri dengan tulisan yang akan dibuat. Sekali lagi ini dikarenakan penghalang itu bernama “ingin terlihat wah” dengan tulisannya. Padahal banyak inspirasi dari para penulis, bahwa hal yang harus dilakukan hanya tulis saja apa yang sedang ada dalam pikiran. Bentuk tulisan itu urusan belakang. Yang penting tuliskan, tuangkan saja ke dalam ruang-ruang yang ada. Keluarkan segalanya.

Dua tahun lalu

Ini salah satu tulisan tentang ramadhan dua tahun lalu yg tersimpan rapih di folder "cerita ramadhan". Sayang Ramadhan kemarin tak ada yg bisa saya tuliskan, karena emang gak nulis apa-apa! Haha... ---- Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbil alamin. Segala puji bagi Allah sang Maha pemberi nikmat, pemberi scenario terhebat. Selalu ane senang dengan scenario Allah yang ane dapat. Apalagi skenario hari ini sungguh indah, seperti sedang membuat ane lebih tangguh dengan tidak langsung memberikan yang ane inginkan namun ane diberi ‘pancingan’ nya sehingga ane bisa mendapatkan ‘ikan’nya. Tentu saja pancingan dan ikan itu cuma sekedar perumpamaan ya.                  Setelah dapat sms pagi tadi dari rustam bahwa ia tidak bisa jadi MC sore tadi, ane sedikit shock. Siapa lagi yang bisa nemanin ane MC? Waktunya pun mepet banget, sore ini juga. Gak bakalan ada yang mau kalau mendadak kayak gini. Mulai akh berin ane sms. Balasan pertama begitu meyakinkan kalo bisa d

(Masih belum dapat judul)

Ini kisah kehidupanku. Bukan kisah kehidupan kalian atau dia. Tapi mungkin saja dalam kisah ini terdapat kalian yang tiba-tiba hadir dalam kehidupanku. Atau dia yang tiba-tiba juga jadi tokoh pendamping dari tokoh utama yaitu aku dalam kisah kehidupanku. Ya. Ini kisah kehidupanku. Seorang lelaki yang kini masih belajar dan terus belajar dari siapapun. Namun, yang pasti aku adalah pembelajar yang menjadi murid terakhir dari madrasah rumahku yang dibimbing oleh guru kehidupanku, ayah dan ibu. Dan juga yang pasti aku adalah adik tingkat termuda dalam madrasah rumahku yang punya kakak-kakak tingkat yang juga senantiasa memberikan pelajaran berharga dalam kehidupanku. Saat ku tuliskan kisah ku nanti, kemungkinan besar akan kalian jumpai kisah masa lalu ku ketika kecil. Tak ayal juga kalian akan menemukan kisah rencana masa depanku bersama keluarga ku yang baru ini. Dan demikian pastinya kalian akan menemukan bagaimana aku menjalanai kehidupanku dari kecil hingga sekarang. Saat ini tepat

Tips Abal-abal

Setidaknya hujan pagi ini membuat saya ingin menuliskan sesuatu di dinding blog ini kawan. Apapun itu selagi tangan bisa menari lembut di atas tuts keyboard, menjelmakan susunan kata menjadi sebuah kalimat bermakna, dan berharap ada butiran-butiran manfaat yang bisa diberikan. Selebihnya biarlah tangan, jari, dan isi dalam kepala berkolaborasi sedemikian hingga sampai akhirnya semua tumpah dalam dinding ini. Ah, terlalu puitis lo! Sering sekali terjadi pada saya ketika membuat sebuah target namun ditengah perjalanan saya kembali tertatih. Kebiasaan-kebiasaan yang ingin dibangun mulai pudar seiring dengan titik jenuh yang terasa mulai menggerogoti. Contoh saja, saya mengagendakan akan menulis satu halaman setiap hari, tapi nyatanya sudah mulai beberapa bulan yang lalu saya tak melakukannya. Tersadar sedikit, maka saya mencoba mencari cara agar kembali lagi. Dengan mencoba melakukan hal yang levelnya lebih menurun, seperti menulis satu paragraf di status facebook. Nah, itupun tidak te

Penulis Harus Begini

Ternyata ini bukan sekedar sebuah kebiasaan. Ini pun juga bukan sekedar keahlian. Tapi ini tentang niat yang tulus, bersihnya jiwa, dan masuknya ruh-ruh yang magis dalam sebuah tulisan. Malam ini agaknya sebuah status dari salah satu penulis yang juga menginspirasi saya benar adanya. Sebentar saya copaskan di sini, Penting. Menulis naskah novel bukan sekadar soal imajinasi. Ini soal rasa. Ini juga soal memindahkan jiwamu ke dalam novel itu. Hingga energi ruhmu berpindah dan bersemayam di tiap kata yang tertuang. Jiwa dan ruhmu mampu menghidupkannya. Dengan begitu, ia pun menjadi belahan jiwamu. Penting. Jika kini kau tak mampu merangkai kata, bisa jadi bukan karena miskin gagasan. Lihatlah ke dalam, jangan-jangan jiwamu telah mengering. Ruhmu telah layu tersebab tak pernah kau siram. Tak ada lagi yang bisa dibagikan. Energi yang ada dalam dirimu telah habis. Tak bersinar lagi.

Cerita Buku yang Terpilih

“Biar aku saja,” ucap lelaki itu. Ia menggunakan giginya tuk mencabut besi dari pipi seorang yang sangat dicintainya. Khawatir jika menggunakan tangan akan menyakitinya. Hati-hati, sangat penuh kehati-hatian ketika mencabutnya. Sampai ditengah proses itu, giginya tanggal. Lagi, dan juga giginya kembali tanggal. Maka orang yang awalnya juga ingin membantu Muhammad berkata, “Abu Ubaidah menjadi manusia yang lebih baik dengan tanggalnya dua gigi depannya, atas dan bawah.” *** Saat itu para sahabat berkumpul cemas menanti siapa yang akan menjadi pemimpin mereka setelah wafatnya pemimpin terbaik di seluruh alam. Maka didapat tiga calon terbaik pengganti Rasulullah tuk memimpin umat. Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. “Ulurkan tangan kanan Anda,” ucap Umar kepada Abu Ubaidah, “aku akan membaiat Anda. Sebab aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya bagi setiap umat ada orang kepercayaan, dan Anda adalah orang kepercayaan dari umat ini.” Sek

Tak Ada Waktu Saatnya Bersatu

Ku buka pintu rumah. Semerbak angin pagi berhembus menelisik raga. Sehirup udara pagi kau tak akan tau betapa berharganya ini. Cahaya mentari menyelinap masuk melalui jendela-jendela yang terbuka. Mengusir kegelapan membawa cahaya harapan. Ah Pagi, kau selalu membuat harapan bahwa hari ini akan lebih baik dari sebelumnya. Ditemani musik depapepe yang mengalir dari winamp menuju ke telinga saya melalui sebuah headset putih ku coba kembali mengisi kekosongan di blog ini. Sedikit bingung dengan apa yang mau dituliskan, tapi biarlah jemari ini mengalir mengikuti iramanya. Saya tak akan terperdaya lagi dengan kemalasan, karena menulis harus sudah menjadi sebuah habits baru. Sebuah kebiasaan yang seharusnya terbentuk. Bagaimanapun padatnya agenda, bagaimanapun penatnya kepala, pun juga seberapa kerasnya halangan, Ya Sang Pemilik Kekuatan berilah hamba keteguhan, izinkanlah hamba tuk terus berlatih, hancurkanlah segala halangan dan rintangan yang menghambat, besarkanlah hamba sehingga maup

Dia Novelis Favorit

Awal mula tertariknya ketika ada seorang teman yang meng-update status di facebook merekomendasikan buku Hafalan Shalat Delisa. Siapa pengarangnya tanyaku. Disebutkan di sana ‘Tere-Liye’. Aneh. Nama yang aneh untuk seorang penulis dari Indonesia. Jadi aku mengira itu adalah buku karangan orang luar. Maka ku abaikan awalnya. Beberapa waktu setelah itu saya pergi ke toko buku. Sebenarnya cuma iseng ingin lihat-lihat buku. Namun pas di rak buku tersebut, saya tertarik dengan buku yang direkomendasikan saat itu. Persis ada, ‘Hafalan Shalat Delisa’, Tere Liye. Wah, penasaran maka coba beli aja, siapa tau bagus. Akhirnya terbeli dengan ke-tidaksengaja-an dan ke-iseng-an. Maka saya coba baca pun dengan ke-iseng-an di rumah. Membaca lembar demi lembar ternyata saya ketagihan. “Novel ini bagus!” seruku. Kenapa bisa? Iya, setiap kali kita membaca per halaman rasa penasaran tuk TAHU kisah selanjutnya itu muncul. Begitu terus hingga akhirnya satu bab terselesaikan. Dalam akhir-akhir tiab bab pun

Kuakkan Faktanya!

Di sudut bumi yang satu, kursi panjang itu berada di bawah pohon beringin. Tepatnya di pinggir taman kota. Ia selalu menjadi saksi. Saksi bisu atas terungkap hal terindah dalam sosok dua muda-mudi yang merajut hubungan. Malam ini dua muda-mudi itu kembali bertemu. Di sambut mesra orkestra alami dari bebunyian jangkrik yang mengelilingi ia. Tentu saja muda-mudi itu duduk rapih di atasnya. “Sayang,” “Kenapa sayang…?” ini cengkrama yang terdengar oleh kursi panjang. “Sebenarnya dari dulu waktu kecil aku suka sama kamu say.. tapi karena aku masih kecil, ya aku gak berani ngasih tau. Takut dimarahin Bapak. Sekarang aku bahagia banget, udah gede dan akhirnya bisa pacaran sama kamu. Aku bahagia say…” “Ooh..gitu,” *** Haha… Udah gede! Itulah alasan yang dibuat-buat. Katanya kalau sudah pacaran itu berarti sudah gede. Kalau belum berarti masih anak ingusan. Ih..! teori darimana tuh. Saya belum pernah menemukan jurnal penelitian ilmiah yang mengatakan demikian. Haha… Memang sebagian masyarakat k

Malam semakin larut

Malam semakin larut. Bukan semacam larutan, tapi larut dalam artian malam semakin malam. Suara jangkrik pun terdengar indah dan merdu dari sini. Di lantai dua rumah seorang teman, bercengkrama dengan laptop. Di ruangan ini cukup luas. Jendela mengelilingi, tiap sisi ada masing-masing dua jendela. Di satu sisi ada tiga jendela yang di antara dua jendela ada sebuah pintu. Bukan pintu kemana saja di film doraemon, tapi ini pintu yang kalau dibuka kita akan bisa melihat pemandangan di luar. Dari atas tentunya. Jadi orang-orang terlihat kecil, pendek. Rumah-rumah terlihat bertaburan, genteng-genteng terlihat tersusun menutupi rumah-rumah tadi. Kalau saja ini film jackie chan, bisa saja saya melompat-lompat dari genteng ke genteng menyelamatkan orang-orang yang sedang dalam bahaya saat ini. Bak pahlawan kemalaman. “Sedang apa kau di sini?” salah satu orang bertanya seperti itu dalam khayalan saya. Sudah saya bilang di paragraf awal, sedang bercengkrama dengan laptop. Tetap saja ketika lapt

Kata Pertama

Cepat tuliskan dulu! Nah, selesai saya menuliskan kalimat atau kata pertama biasanya kata-kata dan kalimat-kalimat berikutnya akan mengalir dengan sendirinya. Memang benar, salah satu yang menjadi kesulitan saya ketika mau memulai tulisan adalah “apa pembukaannya?” Sungguh disayangkan ketika sudah membuka mic word atau windows live writer (salah satu aplikasi untuk blogging) namun beberapa saat kemudian kursor mouse mengarah ke tombol close. Jadinya gak ada tulisan yang tercipta. Sayang sekali bung! Padahal biasanya juga ide-ide itu sudah terkumpul di kepala. Terus sudah tersusun juga di otak. Tapi lagi-lagi ketika sudah berhadapan one by one dengan mic word atau windows live writer seketika buyar. Apakah saya grogi berhadapan dengannya? Terus gugup, terus akhirnya jadi salting? Haha… Gak begitu. Yang pasti karena biasanya saya kepingin tulisannya jadi super, terus bingung setengah mati mikirin kalimat awal atau paragraf pembuka yang cetar itu seperti apa. Nah itu kesalahannya! Saya

2014, I am Coming!

Pagi sejuk. Sesejuk es krim. Terakhir saya menikmati es krim saat pulang ba’da sholat jum’at di masjid agung martapura. Ada tersedia jajanan es krim durian dilengkapi dengan roti yang dipotong kecil-kecil. Saya beli tiga. Di bawa pulang dengan kantong kresek berwarna hitam sambil bersenandung ria. Saat di makan sejuk. Sesejuk pagi ini. Dua sampai tiga hari terakhir ini saya selalu disuguhkan dengan kalimat-kalimat tentang resolusi. Banyak banget teman-teman sosial media yang membicarakan itu. Mulai dari di facebook sampai di twitter. Asyik juga membaca resolusi-resolusi mereka. Satu dua ada yang membuat saya terkagum. Hebat! Yang pertama mungkin karena saya kenal dia dan pribadinya sehingga saya tau kapasitasnya. Dan ia memasang target resolusi yang cukup keren maka saya pun jadi terbakar, “Masa saya gak bisa!” Lagi. Saya terus menscroll-scroll timeline facebook dan twitter. Terhenti di twit Kakek Jamil, “ Cara membuat resolusi .” Oke, ditulisan beliau cukup menendang. Tapi tetap int