Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Fakta yang mereka sembunyikan, kini menjadi Fakta yang kita bangkitkan!

Kultwit Akbar K. Laksana “Fakta yang mereka sembunyikan, kini menjadi Fakta yang kita bangkitkan!” 1.Mngapa hingga kini kaum muslimin blm jg bangkit dari kterpurukannya..? Salah 1nya krn kaum muslimin lupa dgn potensi mrk dgn islamnya. 2.Dan mengapa sy menggunakan kata ‘bangkit’..? itu karena kaum muslimin pernah menjadi kaum yang terdepan. 3...Tidak seperti sekarang, yang penuh dengan kehinaan, dan keterpurukan dibanyak bidang. 4.Tentunya itu bukan karena islamnya kaum muslimin. Soalnya justru saat ini kaum muslimin tidak menerapkan islam dalam kehidupan mereka. 5.Islam saat ini diterapkan hanya sebatas wilayah pribadi. Pdhl kaum muslimin mnjd terpuruk spt skrg justru krn meninggalkan islam mereka.. 6.Islam yang konfrehensif dan luas, sejatinya mampu mengurusi berbagai aspek kehidupan, saat ini tidak diterapkan keseluruhan. 7.Banyak sekali faktor yg mengakibatkan hal tsb, salah satunya tdk ada kesadaran kaum muslimin utk brjuang mngambalikan kehidupan islam. 8.Mengap

Kakek Jar

Pagi selalu menghadirkan jiwa-jiwa yang siap menghadapi hari. Pagi datang ketika malam kelam sudah mencapai titik ekstremnya. Pagi mempunyai cerita sendiri bagi orang-orang yang setia bangun menyambut panggilanNya ketika kantuk masih memaksa mata untuk tetap tertutup. Aku, akupun memiliki nama yang menandakan pagi ingin bersua. Fajar. Mungkin aku lahir ketika pagi sudah bersiap ingin menampilkan sosoknya. Dan juga ketika malam sudah sangat gelap, gelap mencapai puncaknya. Fajar, hadir antara malam dan pagi. Ia hadir di tandai dengan alunan suara-suara para muadzin di masjid atau langgar-langgar terdekat. Suara yang membantu para penikmat fajar bangun menghadirkan jiwa-jiwanya untuk kembali menjumpai RabbNya. Aku pun terbangun ketika suara muadzin menyinggung aktivitas yang sedang kulakukan, “Sholat lebih baik daripada tidur.” Lantas ku beranjak dari kasur empukku, tergopoh-gopoh berjalan ke belakang rumah. Ku sengaja membuat langkahku seberisik mungkin dengan niat supaya yang lain

Andai setelah ini

Pagi tadi, selepas sholat subuh di mushola dekat rumah saya pulang ke rumah berniat akan ziarah ke kubur ayah mamah. Sudah lama rasanya tidak ke sana, mungkin ada sekitar 2-3 bulan tidak mengunjungi. Ah, bisa dipastikan banyak rumput-rumput liar di sekitar kubur beliau. Hehe.. Sebenarnya dulu kami (saya, mujib, faiz) rutin mengunjungi kubur beliau setiap habis subuh jum’at. Shubuh berjama’ah di mushola dekat rumah ini kalau jum’at memang sedikit spesial (kayak martabak), biasanya imam menambah sholat dengan sujud sajadah, dengan surat sajadah di rakaat pertama dan kedua. Terus setelah itu zikir di jum’at subuh di mushola ini lumayan lebih panjang dari biasanya, yang paling mantep kami di suguhi kopi dan kue ‘untuk-untuk’. Lumayan lah dapet sarapan gratis.

Gak Usah dibaca #part2

Di hadapanku berdiri kokoh sebuah laptop yang terus menerus mengularkan sinarnya. Ia di tusuk oleh berbagai macam alat, di samping kirinya ada sebuah modem dan charger, di sebelah kirinya ada kipas mini dan mouse. Sehingga laptop ini bersinar diikuti sinar-sinar gemerlap yang di berikan oleh mouse di samping kanan saya dan tentu saja di samping kiri laptop. Kalian tau kenapa berbeda kan, karena laptop dan saya memposisikan diri menghadap arah yang berlawanan. Kami berdua saling tatap muka.

Gak usah dibaca

Yang pasti ketika nulis ini saya lagi ada di depan laptop dengan tangan mencolek-colek lembut keyboard dan memandangi layar dengan romantis sambil mencari-cari ide buat apa saya nulis malam ini dan nulis apa saya malam ini. Ah, kau tau ini tulisan tidak jelas, jadi kalau tidak ingin buang-buang waktu ya lebih baik buang-buang air besar saja sana di WC terdekat dan jangan lupa disiram ya. Nah kan tambah gak jelas arah tulisan ini kemana, apakah karena memang gak ada rutenya jadi gak jelas. Ya itu mungkin saja. Ketika saya nulis ini kebetulan lagi capek banget. Tapi aneh lagi capek kok bukannya istirahat tidur tapi kok malah nyalain laptop, ya terserah saya dong, apa urusannya dengan kalian. Ah, sibuk banget ngurusin urusan orang. Nah, lagi-lagi gak jelas.