Terhitung sudah dua kali dua puluh empat jam kami melakukan gencatan senjata. Satu musuh sedang melakukan tugas lain di daerah luar. Ia tidak memiliki koneksi cukup untuk bisa ber-internet ria sekedar untuk menyetor tulisannya di blog. Maka alasan itu bisa diterima dengan syarat harus mengumpulkan juga tulisan-tulisan yang belum terkumpul setelah mendapatkan koneksi. Satu musuh lainnya kehilangan senjata utamanya. Entah apa yang terjadi senjata utamanya sekarang menginap di tempat perbaikan senjata. Senjata ini bukan senjata sembarangan. Ia tak berdegum mengeluarkan peluru dari moncong kecilnya, ia tak juga bisa menyayat benda-benda dengan tubuhnya yang tajam. Ia hanya terdiri dari tombol-tombol yang beraturan. Layar yang mengeluarkan sinar. Biasanya orang-orang awam menyebutnya laptop. Iya, laptop sebagai senjatanya ternyata sedang mengalami kegalauan. Hingga harus dibawa dan dirawat inap di tempat servis. Kita doakan kesembuhannya.
Sebuah blog berisi jejak-jejak jemari yang riang menari