Langsung ke konten utama

Sebelum Kena Hukuman Lagi

tidak-on-timeKalau kalian tau tema tulisan kali ini adalah deadline. Entah kenapa terpikir itu, barangkali karena memang deadline menyetor tinggal beberapa jam lagi tapi salah satu dari kami belum ada yang mengusulkan tema apa yang mau dibuat tuk hari ini. Maka demi menjaga ketentraman dunia, saya putuskan dengan berwibawa dan bijaksana temanya yaitu deadline.

Tapi unik ketika saya mengetik itu di hape tadi. Setelah selesai mengetik pesan yang benar-benar singkat, “Tema ‘deadline’”, kemudian ingin menekan tombol “kirim” terhenti sejenak. Apa yang bisa ditulis dengan ‘deadline’? Ah Entahlah. Tapi bagaimana kalau dikasih tambahan. Maka menjadi, “Tema ‘deadline/death line’”. Saya sendiri pun gak yakin kalau itu ada artinya atau tidak. Atau apakah tulisan death line itu dibenarkan dalam aturan tata bahasa inggris. Beruntung saya bukan pakar bahasa inggris, jika tidak pasti saya tidak akan bingung.

Maka baiklah kita isi tulisan kali ini dengan meracau sesukanya. Berkicau sesukanya. Layaknya burung yang gembira setelah mendapatkan makanan. Maka biarlah pembaca –ah memang ada yang baca- kali ini bingung mengernyitkan dahi sekaligus menyesal kenapa ia menyempatkan waktu untuk membaca tulisan kali ini. Atau jangan-jangan pembaca yang budiman kali ini ada yang tertarik dengan pemilik blog ini, kemudian setiap hari menengok malu ke blog. Membaca-baca isinya, kemudian siapa tahu mendapat sedikit gambaran tentang bagaimana watak dan sifat saya sebenarnya. Wah, saya jadi ge er.

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.35 PM WL. Nah semakin gak jelas kan. Apa coba 11.35 PM WL. Biasanya juga yang ada itu WIB, WITA, atau WIT. Nah ini sekarang WL. Waktu Laut? Bukan. Waktu Luar? Bukan..Bukaaaa…..n… Hemm…Waktu Laptop? NAH…IYAA..IYAA…!!

Ya sudah kita lanjutkan lagi.

Terkait tema tadi, sebenarnya setelah garis miring saya tambahkan dua kata lagi itu barangkali supaya saya sendiri tak kehabisan ide. Nah seperti sekarang, dari deadline waktu penyetoran tulisan ini yaitu jam 12 malam bisa juga membahas kata setelah garis miring itu, death line. Tapi lagi-lagi saya kurang yakin apakah death line yang saya maksud dipikiran saya sama dengan death line arti sebenarnya. Ah, lagi-lagi beruntung saya bukan ahli bahasa inggris, kalau saya ahli pun saya tidak akan sombongisasi.

Nah maksud yang ada dipikiran saya itu death line berarti garis kematian. Nah, kalau udah bicara kematian-kematian gini gampang nyambung-nyambungin tulisannya supaya bermanfaat. Bisa aja kan setelah ini saya kembali serius dengan membicarakan bahwa kematian itu tidak ada yang tau kapan datangnya, dimana lokasinya, dan sedang apa ketika ia datang. Ah, serem kan jadinya.

Atau saya bisa saja berubah jadi serius juga dengan menuliskan di paragraf selanjutnya bahwa kematian itu tak bisa diubah waktu dan tanggal datangnya, meskipun dimajukan barang sedetik dan diundur barang sepersekian detik. Gak bisa kawan.

Ya sudahlah, gak usah diteruskan. Nanti tulisan ini jadi campur aduk layaknya gado-gado yang saya suka itu sehingga pembaca jadi bingung. Saya kan perhatian juga dengan pembaca, nanti gara-gara membaca ini langsung bingung lantas tergila-gila dengan tulisan dan pemilik blog ini kemudian datang ke rumah membawa kue dan buah-buahan. Nah kan saya jadi gak enak.

Oke, sebelum terlambat segera saya posting tulisan ini dulu. Saya bosan kena hukuman terus. Terakhir, selamat tidur aja buat calon istri yang entah siapa dan berada dimana sekarang. Loooh kok……. Open-mouthed smile

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu