Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Twit JIJIK

Satu kata, JIJIK, buat kebijakan pemerintah mengenai pencegahan HIV/AIDS dengan membagikan kondom gratis | JIJIK !! Menyelesaikan permasalahan dengan cara yang salah? Membagikan kondom gratis berarti melegalkan seks bebas! JIJIK...!! Memfasilitasi kemaksiatan secara terang-terangan! Oleh pemerintah lagi, yang sejatinya pelindung umat dari segala kemaksiatan! Nih, silahkan dinikmatin >>> Satu Kata, JIJIK http://dlvr.it/4QN6Hj tapi ada yang belum tersampaikan disitu, tentang hilangnya Islam dalam sistem demokrasi Keputusan / kebijakan itu tentunya sangat bertentangan dengan ISLAM, ini dikarenakan dalam demokrasi, ISLAM hanyalah sebuah pilihan padahal kewajiban muslim berhukum / membuat keputusan sesuai hukum Allah scara gamblang disampaikan di surat Al Maidah : 44, 45, 47 Namun dalam demokrasi, hukum Allah (syari'at islam) hanya dijadikan pilihan. Mau dipake boleh gak dipake juga gak apa-apa | duhh.... -_-' sudahlah | di penghujung twit, kita do'akan saja p

Satu Kata, JIJIK

Mungkin sudah beratus-ratus jam blog ini belum terapdet. Tapi malam ini akan saya apdet. Saya semangat sekali kali ini. Pertama karena takutnya ketika tidak di apdet blognya bakalan terjadi pen-debu-an. Kedua karena saya sangat jengkel dan jijik dengan fakta yang bakalan saya paparkan di paragraf-paragraf berikutnya. “Kenapa jijik?” Iya, saya jijik sekali. Awalnya saya menganggap biasa berita ini, tapi setelah membaca betul-betul tadi siang. Ternyata ini bukan masalah sepele. Bagaimana tidak? Pemerintah melakukan kebijakan yang menjengkelkan lagi. Membagi-bagikan kondom gratis! Kebayang gak gimana  ketika kondom gratis itu jatuh ke tangan anak tetangga kemudian dia main-mainin dianggapnya balon mainan? Duh, mau muntah saya. Alih-alih menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS, pemerintah malah melegalkan secara tidak langsung bentuk kemaksiatan seks bebas. Pembagian kondom gratis berarti layaknya berbicara, “Nih, silahkan saja kalian seks bebas. Asal pake kondom dari saya ya! GRATIS K

Kesalahan Bibah

“Kakaaaaakkk.!!! Kembaliin boneka bibaaah! ughhh, Ummi! kak ibi itu Ummi, gangguin bibah teluss..malahin mii,” kembali pecah suasana pagi itu oleh bibah yang sedang dijahilin kakaknya. Kejadian ini seperti sudah menjadi sarapan di pagi hari. Selalu saja mereka berdua saling bertengkar, entah berebut kursi di meja makan, berebut mainan, sampai berebut kamar mandi padahal kamar mandi disitu ada dua buah, ckckck. Begitulah suasana pagi di rumah yang cukup megah itu setiap harinya. “Kak Ibii..jangan gangguin adiknya terus dong. Ayo sini sama ummi, kita sarapan, kembaliin ayo bonekanya. Nanti kalian terlambat sekolah lho,” tegur Ummi. “Nih, ku kembaliin,” sambil melempar boneka angry birds ke Bibah. “Boneka mu jelek juga kok, huuu..!” lagi, kak Ibi mengejek. “Huuuu, kalo jelek kenapa di ambil-ambill, dasal kak Ibi tuh yang jeleeekk..bweee,” sambil menjulurkan lidahnya, Bibah meletakkan kembali bonekanya di kamarnya. Di letakkan dengan hati-hati meskipun bukan barang pecah belah, dielus-elus

Peran Itu Wartawan Juga Punya

Perjuangan, membutuhkan pengorbanan. Peran perubahan bisa diambil dalam kondisi dimanapun, kapanpun, dan siapapun. Dan saya tersadar ternyata profesi seorang wartawan itu memiliki peran besar dalam perubahan itu sendiri. Kemarin, saya sempat mencicipi sedikit bagaimana menjadi wartawan harian sebuah surat kabar terkemuka di kota saya. Dimulai dari pagi, kira-kira pukul sembilan setelah mendapat persetujuan tentang usulan berita yang mau di angkat hari itu, wartawan bersiap berburu berita. Saya, seorang anak ingusan yang tiba-tiba ikut nimbrung muncul dari arah depan gedung DPRD Martapura menuju tempat kumpul para wartawan pagi itu. Setelah awalnya sms masuk, “Oke, datangi aja kami di kantin belakang gedung dewan,” saya bergegas menuju kantin tersebut. Di kantin, ternyata saya tak hanya bertemu wartawan senior dari surat kabar saya saja, tapi dari wartawan lain juga ada. Mereka sedang santai. Nongkrong-nongkrong sambil sesekali menyeruput teh atau kopi yang sudah dipesan. Pun juga ses

Evaluasi Praktikum Pemweb Bab JavaScript (29 Oktober 2013)

Saya minta maaf jika saat itu tidak bisa berbagi materi dengan maksimal. Itu karena tak dipersiapkan dengan matang.  Sebagai permintaan maaf, saya coba memposting coding yang dipelajari kemarin. Ini untuk coding menghitung Luas Trapesium dengan javascipt :

Korupsi (Lagi)

                 Lagi-lagi dalam pemberitaan media beberapa minggu ini adalah kasus korupsi. Masyarakat pun sekarang sudah begitu biasa dengan pemberitaan semacam ini. Bagaimana tidak? Sudah mulai setelah era reformasi –yang katanya perpolitikan di Indonesia semakin baik- sampai sekarang kasus korupsi di antara para pejabat elite pemerintahan tak kunjung usai. Adanya lembaga KPK pun bukan menjadi sebuah ancaman serius bagi para elit politik yang ‘hobby’ korupsi ini untuk berhenti. Justru semakin lama semakin terbuka semua aib-aib dan kebobrokan para elite politik negeri ini. Dengan maraknya kasus ini, Indonesia pun memiliki prestasi yang cukup memukau di Asia. Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ini dikenal dengan julukan ‘the envelop country’ atau negara amplop yang tercermin dari aksi suap-menyuap di banyak hal. Terakhir kita terkejut dengan kasus yang menimpa ketua MK (Mahkamah Konstitusi), Akil Mochtar. Kasusnya adalah berkaitan dengan sengketa pil