Langsung ke konten utama

Satu Kata, JIJIK

aidsMungkin sudah beratus-ratus jam blog ini belum terapdet. Tapi malam ini akan saya apdet. Saya semangat sekali kali ini. Pertama karena takutnya ketika tidak di apdet blognya bakalan terjadi pen-debu-an. Kedua karena saya sangat jengkel dan jijik dengan fakta yang bakalan saya paparkan di paragraf-paragraf berikutnya.

“Kenapa jijik?”

Iya, saya jijik sekali. Awalnya saya menganggap biasa berita ini, tapi setelah membaca betul-betul tadi siang. Ternyata ini bukan masalah sepele. Bagaimana tidak? Pemerintah melakukan kebijakan yang menjengkelkan lagi. Membagi-bagikan kondom gratis!

Kebayang gak gimana  ketika kondom gratis itu jatuh ke tangan anak tetangga kemudian dia main-mainin dianggapnya balon mainan? Duh, mau muntah saya.

Alih-alih menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS, pemerintah malah melegalkan secara tidak langsung bentuk kemaksiatan seks bebas. Pembagian kondom gratis berarti layaknya berbicara, “Nih, silahkan saja kalian seks bebas. Asal pake kondom dari saya ya! GRATIS KOK!”

 

Naudzubillah!

Hih.. saya berpikir bagaimana nasib Indonesia ini selanjutnya jika itu benar-benar dilaksanakan. Rencananya sih bakalan diadakan acara Pekan Kondom Nasional (PKN) –Astaga… sampe dibela-belain dibikin harinya,,,—mulai dari tanggal 1 sampai 7 desember ini.

Entahlah bagaimana nasib Indonesia.

Entahlah bagaimana nanti Allah menegur. Toh.. tsunami dan gempa-gempa tahun-tahun lalu saja sudah membuat geger seluruh dunia. Ini mau ditambah lagi? Bukannya pemerintah memberangus segala kemaksiatan yang ada, ini malah difasilitasi kemasksiatan itu. Keren lo pemerintah! Gue salut! berani banget lo membangkang hukum-hukum Allah! Terang-terangan plus ngajak-ngajak yang lain juga lagi! Wuiiihh….!!

“Lantas gimana solusinya?”

Ketika kita melihat sebuah permasalahan lihatlah akar permasalahan itu. Akar dari permasalan ini adalah dalam sisi pergaualan antara pria dan wanita.

Ketika kita kembalikan bagaimana Islam mengatur. Sungguh sangat mulia Allah mengatur bagaimana interaksi antara pria dan wanita.

Jadi masalah HIV/Aids tidak akan selesai jika diberi solusi sekedar kondom. Karena sesungguhnya masalah mendasarnya adalah hadirnya seks bebas itu sendiri. Ketika tak ada batas-batas antara interaksi pria dan wanita, maka menjadi wajarlah seks bebas itu. Ketika informasi secara cepat merebak, seketika video-video porno pun gampang di akses. Ketika fakta itupun pemerintah tidak tanggap, maka rusaklah pikiran-pikiran remaja kita.

Sejatinya pun tingginya angka pengidap penyakit ini adalah masalah cabang dari maraknya seks bebas. Masalah-masalah cabang yang lain yang bisa timbul seperti hamil diluar nikah, maraknya aborsi, dll. Itu semua adalah cabang dari akar masalah merebaknya adegan seks bebas.

Maka yang perlu diberantas adalah bagaimana supaya tidak ada lagi seks bebas! Bukan malah memotong cabang permasalahannya, tapi cabutlah akarnya.

Islam memberi solusi dengan tiga pilar utama,

Pertama, pilar individu. Sebagai individu muslim, harus dibangun dan diperkuat tingakatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Percaya dan yakin bahwa syari’at yang diturunkan Allah adalah aturan hidup terbaik bagi umat manusia. Patuh dan ta’at sepenuhnya kepada syari’atNya. Sehingga tak akan mau terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang melanggar syari’atNya seperti pergaulan bebas, khalwat (berduaan), pacaran, apalagi sampai berzina.

Kedua, pilar masyarakat. Sebagai masyarakat muslim, perlu dibentuk juga kultur amar ma’ruf nahi mungkar. Dimana saling nasehat menasihati antara sesama muslim selalu dijadikan bentuk rasa cinta kepada sesama muslim. Atau lebih tepatnya ukhuwah islamiyah. Dengan demikian minim terjadinya kelalaian-kelalaian individu karena tiap individu selalu dinasihati oleh individu lain ketika lalai, begitu juga sebaliknya.

Ketiga, pilar negara. Ini juga pilar palng penting. Karena negara menjadi penjaga. Ketidak adaan peran negara akan menumpulkan pilar-pilar yang lain. Negara harus menjadi penjaga dengan menerapkan aturan yang tegas mengenai tata aturan pergaulan. Menutup segala bentuk kemaksiatan seperti tempat pelacuran, lokalisasi, menghapus semua video-video dan gambar2 porno, juga memberikan sanksi tegas ketika ada yang melanggarnya sesuai syari’atNya.

Begitulah Islam.
Agama yang rahmatan lil ‘alamin.
Solusi setiap permasalahan.
Pelita di tengah kegelapan.
Penyejuk di tengah kehausan.
Pembenar di tengah kerusakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu