Langsung ke konten utama

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1




Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. 

Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak. 

Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan. 

Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin pasti membawa sebuah nilai-nilai atau value tersendiri yang ingin diangkat. Dalam dunia pendidikan, kita memiliki bapak pendidikan yang sangat menginspirasi pendidikan di indonesia terutama dengan semboyan nya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang. Tiga semboyan ini dijadikan lah sebuah pijakan atau dasar yang harus terdapat pada para pelaku pendidikan, terutama guru dan juga seorang pemimpin pendidikan. 

Dari semboyan KHD tersebut, seorang pemimpin akan membuat keputusan yang memiliki nilai yang terkandung dalam 3 semboyan tersebut. sehingga pemimpin akan memutuskan sebuah keputusan yang akan selalu berpihak pada murid. Yang mana ini selalu mengarah kepada visi besar pendidikan Indonesia, yaitu membentuk murid yang memiliki karakter berdasarkan profil pelajar pancasila.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Pola sikap seseorang itu pasti tercermin dari pola pikir nya. Pola pikir seseorang dibangun berdasarkan nilai-nilai keyakinan yang dia emban dan dia yakini. Sehingga ketika seseorang berada pada posisi yang harus mengambil sebuah keputusan, dia akan menimbang-nimbang pilihan-pilihan keputusan yang ada tersebut berdasarkan nilai-nilai yang dia yakini. Maka penting bagi seorang pemimpin memiliki nilai-nilai yang benar, yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan sehingga seorang pemimpin akan memiliki keputusan-keputusan yang juga benar dan bijaksana.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Setiap keputusan yang kita ambil tentunya akan berdampak pada ruang lingkup yang besar di sekitar kita. Sehingga baik buruknya keputusan tersebut harus kita pahami dengan pikiran positif bahwa kita sebagai pemutus keputusan tidak bisa memuaskan semua pihak. praktek coaching disini menjadi salah satu faktor yang bisa membantu kita dalam meyakinkan diri terhadap keputusan yang ada. Dengan melakukan coaching bersama coach kita, kita akan diarahkan untuk merefleksikan diri kita kembali, untuk merenungi kembali keputusan yang telah diambil, dan untuk melihat hal-hal yang sebelumnya mungkin tidak terlihat oleh kita. Sehingga dengan coaching, kita akan menjadi lebih yakin dengan keputusan tersebut, dan kita akan siap dengan apa yang akan terjadi akibat dari keputusan yang kita ambil.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam kasus dilema etika, seorang pengambil keputusan akan dihadapkan pada problem benar vs benar. artinya semua pilihan keputusan akan bernilai benar. disini akan diuji seberapa bijaksana nya seorang pengambil keputusan tadi yang mana kebijaksanaan ini selain dari faktor nilai yang diemban, teori yang dipahami, ada faktor penting lain yaitu faktor sosial emosionalnya yang akan mempengaruhi kebijakan yang akan diambil.

Kompetensi emosional sosial yang terdiri dari kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan bertanggung jawab akan sangat mempengaruhi terhadap kebijakan seorang pengambil keputusan dalam memilih pilihan dari opsi yang ada. Karena KSE ini akan menumbuhkan sikap empati dan simpati, sehingga dapat menilai dari berbagai macam sudut pandang, terutama dari sudut pandang orang lain. ini lah yang memberikan nilai lebih dari orang yang sudah memiliki KSE dalam pengambilan keputusan. Sehingga 9 tahapan pengambilan keputusan yaitu : Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan; Menentukan siapa saja yang terlibat; Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan; Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola; Pengujian paradigma benar lawan benar; Prinsip Pengambilan Keputusan; Investigasi Opsi Trilemma; Buat Keputusan; Meninjau lagi keputusan dan refleksikan; dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keputusan yang bijak.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus dapat melatih kepekaan dan keterampilan dalam menganalisis sebuah kasus termasuk masalah moral atau etika. Dengan semakin sering pembahasan kasus-kasus yang ada ataupun dengan pengalaman yang banyak menghadapi berbagai kasus, secara tidak langsung akan terasah kemampuan menganalisis dan akhirnya berimbas kepada kemampuan memilih keputusan yang bijak. 

Dengan semakin sering juga membahas kasus-kasus tertentu maka akan terasah dan memunculkan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. dari keputusan-keputusan yang diambil, akan terlihat nilai-nilai apa yang diyakini oleh orang tersebut. Sehingga jika ingin memunculkan nilai-nilai yang positif dalam proses pengambilan keputusan, maka diperlukan pembahasan studi kasus yang intens. 

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat, diambil dengan tahapan yang tepat. Sesuai teori modul ini, tahapan yang tepat, dilalui dengan 9 tahapan. Dan juga dengan nilai-nilai yang diyakini pengambil keputusan. Keputusan yang tepat maka akan memiliki dampak yang juga positif terhadap lingkungan sekitarnya. Inilah dampak dan hasil dari keputusan yang tepat dan bijak. 

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga prinsip utama, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Dasar dari tiga prinsip tersebut adalah pada situasi yang ada. Salah satu tantangan dalaam menjalankan pengambilan keputusan adalah tidak bisa memuaskan semua pihak, akan ada saja pihak yang kecewa terhadap keputusan apapun yang diambil. dari sinilah kita belajar bahwa kita tidak akan pernah bisa menyenangkan semua pihak dari apapun keputusan yang kita ambil. Asalkan keputusan yang kita ambil sudah sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini, berbasis prinsip, dan melalui 9 tahapan yang ada, insyaAllah keputusan yang dibuat sudah merupakan keputusan yang terbaik. Sisanya tinggal berharap pada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran menjalani situasi setelah proses pengambilan keputusan tersebut.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh yang dihasilkan oleh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita bisa dibilang adalah terciptanya pengajaran yang mengutamakan kebutuhan murid. Semua keputusan-keputusan seorang guru, atau pengambil kebijakan disekolah akan berimbas kepada murid-murid. Begitu juga berimbas kepada sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru. Maka dari itu, semua keputusan yang diambil seyogyanya dilakukan dan diarahkan agar turut mensukseskan visi besar pendidikan indonesia yaitu terciptanya suasana mengajar yang berpihak kepada murid.

memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda adalah dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum pembelajaran pun seorang guru sudah harus mengetahui latar belakang murid, gaya belajar murid, dan kebutuhan murid. Karena informasi awal ini sangat penting untuk diketahui guna merencanakan pembelajaran yang berbasis pada potensi murid yang berbeda-beda.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil ibarat memilih sebuah jalan, sehingga itu akan berpengaruh kepada kehidupan kedepannya. Baik dalam kehidupan si pengambil keputusan itu sendiri maupun kehidupan orang sekitarnya. Dalam hal ini, ketika seorang pemimpin pembelajaran yang membuat keputusan tentunya akan berdampak pada murid-muridnya. Yang mana keputusan tersebut juga akan berimbas kepada kehidupan dan masa depan murid-murid.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat adalah, dalam setiap pengambilan keputusan diperlukan nilai-nilai yang diyakini oleh seorang pengambil keputusan. Disini bisa pemangku kebijakan sekolah, ataupun guru terhadap siswanya di kelas. Nilai-nilai tersebut bisa diambil dari filosofi Ki Hajar Dewantara. Terutama nilai guru penggerak salah satunya adalah berpihak pada murid. Dan juga setiap keputusan yang dibuat, diarahkan untuk membentuk budaya positif di sekolah.

Sehingga semua keputusan yang diambil akan mengarah kepada materi-materi yang dipelajari sebelumnya, seperti filosofi KHD, budaya positif, keputusan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan lainnya. Kemudian di setiap pengambil keputusan juga diharapkan dengan kondisi yang mindfulness, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang bijak. 

Di modul ini, kita dibimbing untuk mengidentifikasi sebuah kasus, apakah termasuk dilema etika, atau bujukan moral. dari sana kita akan melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan yang terdiri dari 9 langkah yaitu: 

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. 

4. Pengujian benar atau salah (Uji Legal; Uji Regulasi/Standar Profesional; Uji Intuisi; Uji Publikasi;  Uji Panutan/Idola)

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 

6. Melakukan Prinsip Resolusi 

7. Investigasi Opsi Trilemma 

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan 


  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam modul ini, saya mempelajari bahwa setiap orang pasti akan dihadapkan dengan sebuah pengambilan keputusan, baik lingkup terhadap dirinya-sendiri maupun keputusan yang akan berimbas kepada orang lain. Disini saya mempelajari juga bahwa sebuah masalah bisa diidentifikasi terlebih dahulu sebelum membuat sebuah keputusan. Yaitu apakah dia merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dan 4 paradigma pengambilan keputusan, serta 3 prinsip pengambilan keputusan menjadikan dasar dalam memutuskan sebuah keputusan dengan bijak. Disini juga mempelajari 9 tahapan untuk pengambilan keputusan.

Hal yang tidak saya duga ketika mempelajari modul ini adalah bahwa ternyata sebelum kita mengambil sebuah keputusan diperlukan identifikasi yang mendalam terhadap kasus atau masalah yang kita hadapi. Dan dengan paradigma, serta prinsip pengambilan keputusan menjadikan pijakan bagi saya dalam mengambil keputusan. Dan ternyata ada juga tahapan-tahapan yang benar untuk kita mengambil sebuah keputusan.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saat itu, saya tidak paham terkait dengan perbedaan itu. Yang saya lakukan hanyalah merincikan lebih dalam masalahnya, dan saya timbang-timbang sendiri menurut nilai-nilai yang saya yakini, dimana letak kesalahannya, dan dimana yang harus diperbaiki, dan arah perbaikannya mau kemana. Namun setelah mempelajari modul ini, saya menjadi mengubah cara pandang saya terhadap masalah, dan juga saya bisa mengikuti panduan 9 langkah pengambilan keputusan.

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak nya jelas, terhadap perubahan cara pandang saya terhadap masalah. Dan jgua saya bisa mengikuti panduan 9 langkah pengambilan keputusan.

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai individu saya bisa memimpin diri saya sendiri untuk melakukan hal-hal atau menyelesaikan permasalahan yang ada dalam diri saya. Sebagai seorang pemimpin saya bisa memakai prinsip, paradigma, dan tahapan dalam pengambilan keputusan yang telah dipelajari di modul ini, agar saya dapat mengambil keputusan yang bijak.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1

 Bismillah walhamdulillah, washolatuwassalamu ala rosulillah, Kali ini saya akan share hasil pengerjaan tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 8. Pada modul 1.1. Demonstrasi Kontekstual. Saya membuat karya infografis terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu poin yang dibahas adalah tentang "Pendidikan yang berpihak pada murid."