Saat itu ketenangan di Jazirah arab kembali normal. Hanya saja tersisa orang-orang Yahudi yang menerima kehinaan dan pelecehan karena ulah mereka sendiri yang berkhianat, berkonspirasi, dan melakukan makar-makar jahat untuk membinasakan kekuasaan kaum muslimin dari dalam negeri madinah. Setelah mereka lari ke Khaibar, mereka hanya menunggu-nunggu apa yang terjadi terhadap kaum muslim, tapi ternyata kaum muslim semakin berjaya, semakin mantap. Maka Yahudi kembali tersulut api kemarahannya.
Lagi, mereka merencanakan makar-makar jahat. Tidak. Tidak langsung ingin menyerang Madinah begitu saja. Tak akan berani mereka dengan kekuatan muslim saat itu. Maka mereka membuat strategi-strategi jitu dengan sembunyi dan hati-hati.
Yang utama yang mereka lakukan adalah menghimpun dukungan dari Quraisy Mekkah. Mereka mendorong agar orang-orang Quraisy Mekkah mau bersama bahu-membahu menghancurkan eksistensi Islam saat itu. Maka dengan senang hati kaum Quraisy menyetujuinya. Ini kesempatan baik bagi Quraisy tak mungkin ia tolak, ini kesempatan yang bisa membalas dendam atas kekalahan di Perang Badr.
Maka setelah berusaha keras menghimpun dukungan, para Yahudi tadi berhasil mendapatkan dukungan yang banyak dari para pemimpin kaum Quraisy. Seperti dari selatan ada pasukan Quraisy, Kinanah, dan sekutu-sekutu mereka dari penduduk Tihamah, di bawah komando Abu Sufyan. Tak sedikit jumlah mereka, empat ribu orang. Pun Bani Sulaim di Marr Azh-Zhahran juga ikut bersama pasukan ini. Dari timur ada kabilah-kabilah Ghathafan, yang terdiri dari Bani Fazarah yang dipimpin Uyainah bin Hishn, Bani Murah yang dipimpin Al-Harits bin Auf, Bani Asyja’ yang dipimpin Mis’ar bin Rukhailah, Bani As’ad, dan lain-lainnya.
Maka semua pasukan tadi bergerak bersama menuju Madinah. Total mereka adalah kurang lebih sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu lebih banyak dari jumlah seluruh penduduk Madinah. Maksud penduduk disini ialah termasuk wanita dan anak-anak.
Mendengar informasi ini Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam segera menyelenggarakan majelis tinggi permusyawaratan untuk menampun rencana pertahanan di Madinah. Diambillah keputusan untuk bertahan dengan membuat parit sesuai usul sahabat Nabi yang cerdik, Salman Al-Farisi.
Maka kita tahu kisah selanjutnya adalah kewibawaan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam yang juga ikut menggali parit bersama yang lain. Tak peduli ia adalah pemimpin tertinggi Negara. Tak peduli ia adalah utusan Allah SWT. Dengan akhlaq mulia beliau melakukannya. Akhlaq yang terpancar sinarnya hingga ke seluruh alam.
Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari dari Jabir, saat menggali parit, ada sebongkah tanah yang amat keras. Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam segera melihatnya dan mencoba memecahkan tanah keras itu. Maka hancurlah berkeping-keping hingga menjadi pasir.
Al-Barra’ berkata, “….Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mengambil cangkul dan bersabda, ‘Bismillah…’ kemudian menghantam tanah yang keras itu dengan sekali hantaman. Beliau bersabda, ‘Allah Mahabesar, aku diberi tanah Persi. Demi Allah saat ini pun aku bisa melihat Istana Mada’in yang bercat putih.’ Kemudian beliau menghantam untuk ketiga kalinya, dan bersabda, ‘Bismillah….’ Maka hancurlah tanah yang masih tersisia. Kemudian beliau bersabda, ‘Allah Mahabesar. Aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah dari tempatku ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Shan’a.” 1
Subhanallah…di tengah terhempitnya situasi kaum muslim yang akan dikepung oleh sejumlah pasukan yang total seluruh pasukannya saja melebihi jumlah total penduduk Madinah justru Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam memberikan sesuatu yang lebih. Memotivasi para sahabat dengan lebih. Ah, bukan. Bukan motivasi tepatnya, ini bisyarah Rasul. Sebuah kabar gembira yang terucap dari lisan mulia Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Tentu kita yang beriman akan mempercayainya seratus persen. Tanpa ada syak wasangka sedikitpun. Meskipun itu tak sesuai dengan realita. Tak masuk diakal. Namun ketika itu terucap dari lisan Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam. Maka alasan-alasan tadi semua terhapus oleh kuatnya iman islam.
Sungguh, para sahabat saat itu, benar-benar percaya tentang janji masa depan Rasul. Rasulullah tak hanya menjanjikan, “Tenang…kita akan memenangkan peperangan ini..” Tidak. Tidak sampai disitu. Justru Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam memberikan gambaran masa depan untuk kaum Muslimin lebih. Lebih jauh dari itu. Negeri Yaman, Syam, negeri barat dan timur akan ditaklukan oleh kaum muslimin!! Allahu Akbar !
Maka…Maka…Setelah Rasulullah wafat, kepepimpinan Islam digantikan oleh sahabat terdekat beliau, Abu Bakr Ash Siddiq ra. Janji itu terpenuhi satu persatu. Seluruh wilayah Yaman, berhasil dibebaskan kaum muslimin di masa kepemimpinan beliau. Satu terpenuhi. Subhanallah.
Estafet kepemimpinan kembali berpindah, sekarang ke tangan sang Khalifah kedua yang dijuluki Amirul Mukminin, Umar bin Khattab ra. Yang ketika dikunjungi oleh utusan negara lain, utusan itu terkejut karena sang Khalifah justru sedang beristirahat di bawah pohon kurma. Bukan di tempat mewah layaknya istana berdipankan kasur yang empuk. Bukan, cukup di pohon kurma setelah lelah berkeliling melihat kondisi penduduknya. Dan pada masa kepemimpinan beliau inipun janji Rasul yang lain terpenuhi. Wilayah Syam dan negeri-negeri bagian Barat atau pantai Utara Afrikan yang sebelumnya merupakan koloni Imperium Romawi, semua tunduk pada kepemimpinan beliau. Bahkan, negeri-negeri sebelah Timur pun seperti Iperium Persia tunduk paa masa Khalifah Umar ini. Subhanallah, kalimat masa depan yang terucap dari lisan yang mulia baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam lagi-lagi terbukti.
Lagi. Estafet kepemimpinan berpindah ke masa Utsman bin Affan. Pada masa ini dari mulai Asia Tengah hingga ke Asia Tiur dan Selatan pun dibebaskan oleh Khalifah Utsman bin Affan ra.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Engkau Maha Benar, JanjiMu Benar, AkhiratMu Benar, RasulMu Benar. Allahu Akbar!
Maka salah satu bisyarah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam lagi tentang masa depan adalah
Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “ketika kami duduk di sekeliling Rasululah Shalallahu Alaihi wa Sallam untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kota Heraklius ditakulkan terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel).’” (HR. Ahmad)
Maka benar, setelah beberapa ratus tahun, seseorang yang dikenal ‘alim dan faqih ilmunya. Yang ditempa dari kecil oleh ayah dan para ulama-ulama’ besar. Muhammad II bin Murad II berhasil menaklukan Konstantinopel di usianya yang terbilang muda. Di usia 17 tahun pun ia sudah menguasai tujuh bahasa. Di usia 19 tahun telah memipin ibukota Kesultanan Utsmani di Adrianopel (Edirne). Sebagian besar hidupnya berada di atas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya. Dan akhirnya beliau pun menaklukan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 M. 2
Maka begitulah mental para sahabat dan kaum muslimin dulu. Begitu percaya, ta’at, dan cinta pada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
Dan bisyarah Rasulullah yang lain tentang masa depan,
“Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah, lalu Allah akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendaki-nya.Setelah itu, akan muncul Khilafah yang sesuai dengan Manhaj Nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Dia menghendaki-nya. Kemudian akan datang raja yang zhalim (Adlan), maka iapun akan ada sesuai dengan kehendak-Nya,
lalu Allah akan melenyapkan jika Dia menghendaki-nya. Kemudian akan ada raja yang tirani (Jabbariyah), maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki-nya. Setelah itu akan muncul kembali Khilafah di atas Manhaj Nubuwah. Setelah itu Rasulullah terdiam.” (HR. Ahmad dari Hudzaifah al-Yaman).
Entahlah bagaimana muslim sekarang menyikapinya. Akankah percaya dan yakin dengan janji masa depan dari Rasulullah ini. ataukah …..
Hmm….Bahkan non muslim pun percaya, dengan prediksi yang telah mereka buat, dari Prediksi National Intelligent Council, Dewan Intelejen Nasional (NIC) Amerika. Bahwa ada empat kemungkinan yang terjadi dalam perpolitikan dunia di masa depan.
Desember 2004 lalu, National Intelligent Council (NIC) Amerika Serikat
me-rilis sebuah laporan yang berjudul ‘Mapping the Global Future’, dalam laporan ini di-prediksi Empat Skenario Dunia Tahun 2020, sbb:
1. Dovod World: Digambarkan bahwa 15 tahun kedepan Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia
2. Pax Americana: Dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax America-nya
3. A New Chaliphate: Berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat
4. Cycle of Fear (muncul-nya lingkaran ketakutan), didalam skenario ini, respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku, akibatnya akan lahir dunia ‘Orwellian’ ketika pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dari tiga negara otoriter.
Wallahu ‘alam bishawab.
-------------
Referensi :
1. Sirah Nabiwiyah, Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, hlm.339-340
2. Beyond The Inspiration, Felix Y. Siauw, hlm. 195-215
Komentar
Posting Komentar