Langsung ke konten utama

Tips Abal-abal

tipsSetidaknya hujan pagi ini membuat saya ingin menuliskan sesuatu di dinding blog ini kawan. Apapun itu selagi tangan bisa menari lembut di atas tuts keyboard, menjelmakan susunan kata menjadi sebuah kalimat bermakna, dan berharap ada butiran-butiran manfaat yang bisa diberikan. Selebihnya biarlah tangan, jari, dan isi dalam kepala berkolaborasi sedemikian hingga sampai akhirnya semua tumpah dalam dinding ini.

Ah, terlalu puitis lo!

Sering sekali terjadi pada saya ketika membuat sebuah target namun ditengah perjalanan saya kembali tertatih. Kebiasaan-kebiasaan yang ingin dibangun mulai pudar seiring dengan titik jenuh yang terasa mulai menggerogoti. Contoh saja, saya mengagendakan akan menulis satu halaman setiap hari, tapi nyatanya sudah mulai beberapa bulan yang lalu saya tak melakukannya. Tersadar sedikit, maka saya mencoba mencari cara agar kembali lagi. Dengan mencoba melakukan hal yang levelnya lebih menurun, seperti menulis satu paragraf di status facebook. Nah, itupun tidak terlalu konsisten karena tergantung kondisi koneksi peng-internetan di rumah saya yang sering kali mengalami pudarnya sinyal-sinyal itu. Padahal juga alasan di kalimat sebelumnya hanya alasan yang dibuat-buat, karena pada intinya saya mulai mencapai titik jenuh.

Ngomong apa sih!?

Semangat saya mulai pudar sedikit demi sedikit. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Sedemikian hingga sampai akhirnya saya menemukan titik dimana saya harus bangkit lagi. Sudah lama terbuai dalam alam mimpi, terlena dengan empuknya kasur, dan termanjakan dengan buaian manis, dan saatnya tuk bangkit kembali.

semakin gak jelas?!

Akhirnya setelah menganalisa dan mengidentifikasi penyebab utamanya adalah saya kehilangan semangat. Karena membentuk kebiasaan baru yang tak pernah dilakukan sebelumnya adalah sangat sulit dan butuh paksaan. Nah, bagaimana paksaan itu bisa datang yaitu dengan dorongan semangat.

Jadi, rumus yang saya bikin sendiri sambil merenung di WC adalah, pasang target, kemudian tentukan kebiasaan yang harus dibuat agar bisa mencapai target, dan tentukan kadar semangat agar bisa memaksa diri tuk membentuk kebiasaan baru tersebut dalam tubuh kita. Hingga akhirnya tubuh terinstall kebiasaan baru dan target itu pun pantas disematkan untuk kita.

Merenung di WC?

Sudahlah, yang sulit memahami tulisan saya kali ini tak usah mengernyitkan dahi sembari mempelototi tulisan saya bolak-balik. Karena itu tak akan berhasil. Lagipula ini sudah pagi, dan hujan masih membasahi bumi Martapura dan sekitaran rumah saya. Saya cuma berharap jemuran kalian sudah diangkat dan ditiriskan, selagi belum basah kuyup. Dan yang ingin mencuci baju di pagi ini saya do’akan agar senantiasa semangat dalam menjalaninya. Ingat semangat untuk memaksa tubuh agar melakukan sesuatu itu penting, apalagi dalam hal mencuci baju kotor anda. Jangan sampai bertumpuk kawan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu