Langsung ke konten utama

Kata Pertama

firstwordCepat tuliskan dulu! Nah, selesai saya menuliskan kalimat atau kata pertama biasanya kata-kata dan kalimat-kalimat berikutnya akan mengalir dengan sendirinya.

Memang benar, salah satu yang menjadi kesulitan saya ketika mau memulai tulisan adalah “apa pembukaannya?” Sungguh disayangkan ketika sudah membuka mic word atau windows live writer (salah satu aplikasi untuk blogging) namun beberapa saat kemudian kursor mouse mengarah ke tombol close. Jadinya gak ada tulisan yang tercipta. Sayang sekali bung!

Padahal biasanya juga ide-ide itu sudah terkumpul di kepala. Terus sudah tersusun juga di otak. Tapi lagi-lagi ketika sudah berhadapan one by one dengan mic word atau windows live writer seketika buyar. Apakah saya grogi berhadapan dengannya? Terus gugup, terus akhirnya jadi salting? Haha… Gak begitu. Yang pasti karena biasanya saya kepingin tulisannya jadi super, terus bingung setengah mati mikirin kalimat awal atau paragraf pembuka yang cetar itu seperti apa. Nah itu kesalahannya!

Saya jadi teringat rumus fisika tentang gaya gesek. Gaya gesek statis itu selalu lebih besar daripada gaya gesek kinetis. Kenapa begitu? tanya saya waktu SMA dulu. Alasannya cukup simpel. Coba kita bayangkan atau bisa juga praktekkan. Ketika kita ingin mendorong sebuah kardus berisi barang berat. Ketika kardus itu diam maka gaya dorong yang kita butuhkan cenderung lebih besar dibanding ketika kardus itu bergerak. Jadi ngeden nya kita ketika kardus diam lebih serius dibanding bergerak. Nah ketika sudah berhasil kita gerakkan kardus itu agaknya terasa lebih enteng dari awalnya tadi saat diam. Begitu pula kiranya dengan menulis.

Technorati Tags:

Kata pertama, kalimat pertama sering lebih berat dibanding kalimat selanjutnya. Maka kalau tidak kita paksakan menulis apa yang sedang dirasakan, apa yang sedang dilihat, didengar saat itu maka gak akan jadi-jadi itu tulisan.

Teringat lagi ketika dulu mengikuti seminar kepenulisan. Waktu itu di isi oleh pemateri Mbak Nurul Asmayani. Ada sedikit trik bagaimana ketika kita bingung memulai kata pertama dalam sebuah tulisan. Mau tau?

Gini, pertama siapkan kertas kosong. kedua robek-robek kertasnya kemudian buang ke tempat sampah. terakhir, selesai.

Eh, gak gitu.

Yang bener gini. Pertama, siapkan kertas kosong kemudian potong kecil-kecil. Potongan-potongan tadi kemudian tulis dengan satu kata yang kita lihat saat itu di ruangan saat itu juga. kira-kira lima kertas kecil tadi lah. Jadi ada lima kata. Nah setelah itu lipat-lipat kertasnya seperti kertas ibu-ibu arisan. Lanjut kalian kocok-kocok sendiri kertasnya. Terus ambil salah satu kertasnya dan buka. Taraaa … !! Kalian dapat satu kata.

Sudah dapat satu kata? Langsung tuliskan kata pertama di tulisan yang mau kalian buat. Daann teruskan sampai nyambung dengan ide yang kalian ingin tuangkan sebelumnya. Kalau gak nyambung ya dinyambung-nyambungin aja lah. Haha…

Oh ya terakhir. Jangan lupa kertas tadi dibuang pada tempatnya. Jangan karena kertas itu berantakan di kamar kalian lantas saya dituntut ke pengadilan. Jangan ya.

 

“Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi PENULIS, kecuali dengan menulis SEKARANG JUGA!”
--Muhammad Fauzil Adhim--

Komentar

  1. Jangan takut untuk memulai..
    http://muhammadscilta.blogspot.com/2014/02/menulis-itu.html

    #BLogwalking..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu