Berada dominan di lingkungan yang menjerumuskan.
Interaksi pria-wanita nya tak terbataskan.
Tak di dunia nyata, di dunia maya pun demikian.
Akhirnya terjerumus dengan melanggar hal yang sudah di syariatkan.
Misal saja dengan berpacaran.
Padahal dulu begitu militan.
Tulisan-tulisan dakwah berterbaran.
Ah, memang istiqomah itu hal yang paling berat dipertahankan.
Semoga saja kita semua, khususnya saya yang banyak dosa ini tetap Allah berikan tuntunan.
Hingga ajal menyapa di depan.
Teringat sewaktu cerita-cerita dengan senior-senior saya di lembaga dakwah, beliau bilang ternyata faktor yang paling dominan membuat kader itu berhenti dari dakwah adalah ‘cinta’. Hmm…saya beri tanda petik kata ‘cinta’ tadi, karena kata itu saya khususkan untuk ‘cinta’ yang memang belum halal.
Dan baru-baru saja ternyata ada kenalan, yang saya kenal juga seorang aktivis (dulunya), tapi ia berhenti belum lama. Setelah dilihat ternyata memang di dunia maya ia sering berinteraksi dengan lawan jenisnya ‘berlebihan’. (lagi-lagi pake tanda petik… ^^) Dan akhirnya lagi, ia pun memproklamirkan hubungannya.
Wah, terbukti, syetan bisa hadir dimana saja. Bahkan aktivis senior yang terkenal militan (dulunya).
Saran saya, langsung nikah saja. Hahaha…Kalau belum siap, persiapkan diri. Perbaiki diri. Jangan memikirkan siapa dia, tapi coba terus pikirkan siapa saya. Maka agenda persiapan dan perbaikan diri selalu berjalan. Jika siap. Maka langsung saja lamar bagi pria. Oh, bagi wanitanya juga tak ada salahnya, Bunda Khadijah saja melamar Rasul terlebih dahulu. ^_^
Maka di status saya malam ini. Saya menitik beratkan pada pentingnya keadaan lingkungan dalam membentuk kepribadian seseorang. Bagaimana dari lingkuangan itu orang akan berubah menjadi baik dan buruk. Lingkungan lah yang berperan lebih dominan (disamping ada faktor-faktor lain).
Kita pun teringat dengan lirik lagu Bang Opick, di lagu Tombo’ atinya, “Berkumpullah dengan orang-orang sholeh.” Lirik lagu yang juga sering dilantunkan dengan bahasa berbeda di masjid desa KKN saya kemarin setiap selesai adzan menunggu iqamah (kalau gak salah ingat).
Okelah, malam ini kita sama-sama berdoa saja semoga Allah senantiasa mengistiqomahkan. Saya pun tak bisa menjamin, kalian pun tak bisa menjamin kita akan mati dalam keadaan husnul khotimah. Ah, saya takut sekali menyadari fakta itu. Maka ikhtiar kita adalah berusaha menjauuuuhhiiiii segala yang Allah larang. Benar-benar menjauhi, dan minta bantuan Allah sang pemilik alam dengan do’a-do’a kita di setiap habis sholat pun juga setiap waktu-waktu mustajab yang lain.
Semoga Allah melindungi kita semua.
Komentar
Posting Komentar