Lama rasanya tak bersua dengan blog saya yang satu ini. Selama apa? Tentu saja selama saya membuka terakhir blog ini dan akhirnya saya membukanya lagi jam dan detik ini.
Kalian tau bahwa setiap detik itu berharga? coba saja kalian tanya dengan salah satu para penjinak bom. Kita bayangkan. Ia dan timnya, menggerebek tempat bom ditemukan. Setelah ketemu dan bertatap muka dengan bom, ia mencoba mengamati. Memahami. Mendetailkan setiap jengkal dan sudut dari bentuk bom waktu itu. Sementara. Waktu terus berdetak dari menit menjadi detik. Dari tadinya angka 20 menjadi angka 19. Dan tiba-tiba setelah menengok lagi sudah menjadi angka 1. Ah, betapa begitu berharga tiap hitungan detik bagi para penjinak bom. Andai saja terlambat satu detik ia tidak berhasil menjinakkannya, maka tinggal kita siapkan saja panitia penguburannya.
Itu tadi contoh untuk hitungan detik. Bagaimana dengan hitungan menit? apakah sebegitu berharganya dengan detik? Tentu saja! Detik saja sudah berharga, apalagi menit, apalagi jam, dan seterusnya. Seharusnya sih saya menulisnya dari hirarki yang paling lama, jam misal. Kemudian baru pindah ke menit, dan baru ke detik. Supaya efek nya terasa. Tapi tak apalah, toh sudah terlanjur. Saya lebih gak mau lagi kalau harus menghapusnya dan menulis lagi mulai awal. Lebih baik tidur karena memang saat ini matanya sudah mulai memaksa menutup.
Maka kawan, waktu itu terlalu berharga untuk kita habiskan untuk sesuatu yang sia-sia. Pagi, siang, sore, malam, kalau terlewat begitu saja tanpa ada rasa apa-apa, tanpa ada pengalaman berharga apa-apa, ah mungkin mayat hidup lebih baik dari kita dalam hal ini.
So, hargai waktumu. Tapi jangan salah menafsirkan saya menyuruh untuk menjual jam tanganmu. Karena itu milikmu. Sehingga hakmu mau menjual atau tidak jam tanganmu. Ah, sudahlah malam memang memliki sensasi sendiri.
Komentar
Posting Komentar