Di sana kau tumbuh, menggapai mimpi-mimpimu. Di sini diri ini tumbuh menggapai mimpi-mimpinya. Tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan berlalu setapak demi setapak melangkah. Mendekat sedepa demi sedepa berharap mimpi itu tak menjauh, cukup hanya diam di tempat hingga kau lah yang berlari mengejarnya. Aku pun demikian.
Kau yang masih sangat misterius dalam rupa,dan nama. Meminjam istilah seseorang menyebut kau dengan ‘kekasih gelap’. Gelap karena memang tak tau siapa dan dimana. Seperti apa dan sedekat apa.
Kadang harap kaulah orangnya, kadang juga dia lah orangnya, atau dia yang lain lagi orangnya. Tapi harap hanya sekedar harap. Namun pantaskah diri ini mendapatkannya. Begitulah seharusnya pertanyaan yang harus di pertanyakan kembali. Pantaskah dan pantaskah?
Misteri ini akan terus misteri hingga saatnya nanti. Hingga semua terkelupas di saat yang tepat, tempat yang tepat, dengan orang yang tepat.
Tentu bukan kau, dia, ia, beliau, anda, dan lainnya. Atau bisa saja itu kau, dia, ia, beliau, atau anda. Biarlah tunggu ketika itu datang, tepat setepat-tepatnya dalam keadaan yang tepat setepat-tepatnya.
Komentar
Posting Komentar