Di temani secangkir kopi hitam,
dengan sedikit gula yang menemaninya,
pagi ini kita kembali memulai hari,
hari yang sama seperti kemarin,
hari yang memaksa kita memilih di rumah aja,
bukan untuk aku, atau kita,
bukan,
tapi ini untuk kamu, dia, dan mereka yang ku sayangi,
beribu huruf, beratus artikel, berpuluh paper sudah kita baca,
hingga kata kakek Dahlan,
bisa-bisa kita sudah berubah jadi ahli virus,
ahli pandemiologi,
ahli matematika prediksi,
ahli agama,
ahli politik,
ahli hukum,
ahli tata negara,
atau bahkan ahli teori konspirasi,
dan juga ahli-ahli lainnya,
cukuplah,
kata beliau,
saatnya kita berbenah, beraksi, berbuat, dan berkarya,
dibanding terus meratapi, mencaci, maupun mengkhianati,
ada bentangan yang berjarak di hadapan kita,
yang rasanya tidaklah sama di setiap situasi,
ia bernama waktu,
dan di tengah kondisi seperti ini,
bentangan itu terasa sangat jauh, dan menyakitkan, pun mungkin hanya membosankan.
bersabarlah teman,
sebentar lagi,
sebentar lagi,
iya, sebentar lagi,
kita akan kembali,
memulai hari seperti kemarin kita leluasa bercengkrama,
bercanda tertawa lepas,
berjabat tangan saling menguatkan
berpeluk saling menghangatkan
sejenak mungkin kita diminta berhenti oleh alam,
oh bukan, maaf.
oleh Sang Pemilik Alam,
sejenak kita diminta untuk berpikir dan merenung,
kembali duduk diam,
sambil memejamkan mata dan bernafas teratur,
mendengarkan secara jernih hati dan pikiran kita,
tentang apa saja yang sudah kita perbuat,
tentang apa saja yang akan kita lakukan,
tentang, siapa kita, untuk apa kita ada, dan kemana kita setelah ini,
bersabarlah teman,
mari bersama kita lalui ini,
karna di rumah aja bukanlah hal yang mudah,
tapi juga bukanlah hal yang sangat sulit,
cuma kita diminta untuk bersabar,
dan jika kita lalui bersama,
semua akan mudah,
percaya ya,
oh ya satu lagi,
untuk 2020,
Kau sangat memberi kesan,
Udah,
Komentar
Posting Komentar