Langsung ke konten utama

2020, Kau Sangat Memberi Kenangan


Di temani secangkir kopi hitam,
dengan sedikit gula yang menemaninya,
pagi ini kita kembali memulai hari,
hari yang sama seperti kemarin,
hari yang memaksa kita memilih di rumah aja,
bukan untuk aku, atau kita,
bukan,
tapi ini untuk kamu, dia, dan mereka yang ku sayangi,



beribu huruf, beratus artikel, berpuluh paper sudah kita baca,
hingga kata kakek Dahlan,

bisa-bisa kita sudah berubah jadi ahli virus,
ahli pandemiologi,
ahli matematika prediksi,
ahli agama,
ahli politik,
ahli hukum,
ahli tata negara,
atau bahkan ahli teori konspirasi,
dan juga ahli-ahli lainnya,

cukuplah,
kata beliau,
saatnya kita berbenah, beraksi, berbuat, dan berkarya,
dibanding terus meratapi, mencaci, maupun mengkhianati,

ada bentangan yang berjarak di hadapan kita,
yang rasanya tidaklah sama di setiap situasi,
ia bernama waktu,
dan di tengah kondisi seperti ini,
bentangan itu terasa sangat jauh, dan menyakitkan, pun mungkin hanya membosankan.

bersabarlah teman,
sebentar lagi,
sebentar lagi,
iya, sebentar lagi,
kita akan kembali,
memulai hari seperti kemarin kita leluasa bercengkrama,
bercanda tertawa lepas,
berjabat tangan saling menguatkan
berpeluk saling menghangatkan

sejenak mungkin kita diminta berhenti oleh alam,
oh bukan, maaf.
oleh Sang Pemilik Alam,
sejenak kita diminta untuk berpikir dan merenung,
kembali duduk diam,
sambil memejamkan mata dan bernafas teratur,
mendengarkan secara  jernih hati dan pikiran kita,
tentang apa saja yang sudah kita perbuat,
tentang apa saja yang akan kita lakukan,
tentang, siapa kita, untuk apa kita ada, dan kemana kita setelah ini,


bersabarlah teman,
mari bersama kita lalui ini,
karna di rumah aja bukanlah hal yang mudah,
tapi juga bukanlah hal yang sangat sulit,
cuma kita diminta untuk bersabar,



dan jika kita lalui bersama,
semua akan mudah,

percaya ya,

oh ya satu lagi,
untuk 2020,
Kau sangat memberi kesan,

Udah,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu