”Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku,
dan rembulan di tangan kiriku... aku tak akan meninggalkan perkara ini sampai
Allah memenangkanku atau aku mati karenanya....” kata seorang utusan Allah SWT, Muhammad bin
Abdullah.
Ahh, itu tu kata-kata yang benar-benar
membuat meletup-letup semangat para dakwah-ers. Tau kan, kata-kata itu
diucapkan Nabi Muhammad pada saat di tawarkan kekuasaan, kekayaan,
wanita-wanita tercantik dan ter-unyu pada saat itu oleh orang kafir dengan
syarat harus meninggalkan dakwah Islamnya. Dan Rasulullah menolak dengan keren
dengan menyebutkan kata-kata di atas tadi. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Mau tau? Mau
tau?
Yup ! benar banget. Itu semua TIDAK
SEBANDING dengan yang ditawarkan oleh pencipta langit dan bumi, TERLALU REMEH.
"Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?(yaitu) kamu beriman kepada Alah
dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya." (Q.S Ash-Shaff : 10-11)
Dan sebagai para dakwah-ers seharusnya juga seperti
demikian, saat ditawarkan oleh orang-orang aneh kekuasaan, raja, presiden,
ketua BEM dan lain-lain dengan syarat harus meninggalkan dakwah Islam ini, yang
para dakwah-ers agaknya lakukan adalah tertawa geli dengan tawaran itu. “Yang
benar saja, aktivitas dakwah ini harus diganti dengan kegiatan lucu seperti
itu,,hehehe…” inilah kata cucok yang memang cucok untuk menjawab tawaran itu.
Apalagi saat di tawarin, gadis-gadis unyu-unyu kayak ceribel
dan sejenisnya atau cowok yang unyu-unyu juga kayak boyband2 korea itu demi
meninggalkan dakwah, ahhh… Tolak aja semuaa, pokoknya gak akan ninggalin
aktivitas keren ini , toh kamu lebih unyu-unyu dan keren kok dibanding mereka
karena kamu seorang dakwah-ers..hehehe… Ya gak? ^^
“Hemm….anu,,anu,,gimana kalau di tawarin sekarudus mie,?
Boleh gak?” ucap seseorang dari kejauhan yang ternyata pembaca setia buletin
Al-Izzah.
Sekardus? Wahh…gimana yaa…terima gak? Hehehe…ya terima aja
kalau gak disuruh meninggalkan dakwah ini apalagi meninggalkan aqidah ini.. ^^
Eh, ngomong-ngomong soal kardus mie, ternyata dakwah ini
sungguh sangat menguntungkan dibanding dengan kamu menerima sekardus mie dan menjualnya
ke warung-warung di sebelah rumahmu.
”Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka ia
mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang mengikutinya,
tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka”. (HR Muslim).
Ngerti kan maksudnya? Misal nih, kamu nulis tulisan
bermanfaat, dan tulisan itu membuat satu pembaca mau mengamalkannya. Pembaca
mengamalkan mendapat pahala, kamu pun yang menyampaikan mendapat pahala.
Kemudian pembaca tadi memberikan tulisan yang kamu buat ke adiknya, adiknya pun
mau mengamalkannya. Jadi, sekarang adik pembaca dapat pahala, pembaca dapat
pahala, dan kamu pun dapat pahala. Dan begitulah seterusnya. Keren ya…^^
Seterusnya, seterusnya, seterusnya sampai kamu mati pun
seterusnya bakalan mengalir. Wuhh…
"Jika manusia mati, putuslah amalnya kecuali tiga
macam: sedekah jariah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya" (HR. Muslim)
Itulah keuntungan-keuntungan yang akan didapat oleh
dakwah-ers. Maka bersiaplah untuk menuju jiwa yang baru, jiwa yang hebat
sebagai dakwah-ers sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Karena
dakwah tidak hanya dilakukan dengan berceramah seperti orang banyak. Jikalau
engkau seorang pembalap sepeda motor. Kemudian ada seorang ustadz yang ingin
berceramah di sebuah tempat, dan waktunya sudah mepet. Tetapi di sana ada kamu,
dimana satu-satunya orang yang bisa menjemput ustadz dengan tepat waktu. Dan
kamu akhirnya melaksanakannya, menjemput ustadz sehingga akhirnya sang ustadz
bisa hadir tepat waktu berkat kamu. Sesungguhnya itulah KONTRIBUSI di jalan
dakwah. Wallahu’alam..^^
Dan ingatlah, dakwah ini tidak membutuhkan kamu. Justru kamu
lah yang membutuhkan dakwah ini.
“Dakwah
ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas.Siapa
yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun
melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban
ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang
yang duduk duduk. Lalu Allah swt. akan mengganti mereka dengan generasi lain
yang lebih baik dan sanggup memikul beban dakwah ini…” (Imam Hasal Al-Banna)
“dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada (agama) Allah,….” (TQS. Fushilat 33)
*Alhamdulillah tulisan ini terbit di buletin Al-Izzah edisi 56 ^_^ *
Komentar
Posting Komentar