Mie 5 pak. Njih .... sahutnya dengan ramah.kamipun berlima menikmati mie ayam disela istirahat tadi siang.
Aku nambah pesan cakar dan temanku nambah daun bawang. Tapi kamipun membalikkan badan tidak jadi nambah karena pak penjual itu tertidur dan kamipun berbisik..ssst tidur. Mau nambah apa Mas? Sahut pak penjual dan kamipun melanjutkan pesan. Ternyata tidak tidur bi...sikku dalam hati. Setelah melayani bapak itu kembali tertunduk seperti tidur.
Akhirnya kamipun selesai makan ketika saya mau bayar,sayapun melontarkan pertanyaan sok akrab. Capek ya pak? Enggak mas biasa jawabnya. Ngantuk ya pak? Tanyaku lagi. Mboten (tidak) dengan halusnya menjawab.
Saya menghafal dan nanti sore ujian. Oooo maaf pak.
Dan memang kami mengenalnya bapak itu salah satu jamaah masjid sebelah yang setiap pagi dan sore terlihat aktif ikut mengaji hafalan Al Quran.
Sahabat bagaimana kalau kita berlatih "Diam kita bukan ketika tidur saja melainkan dalam diam kita bisa menyelesaikan tugas dan terus menyebutNya.
@darmaways
***
Nah itu kisah yang bener-bener buat aku serasa TERJEWER keras...
sampe-sampe aku update status di facebook,,,
terkadang,,,ah bukan terkadang,,,lebih tepatnya sering kali kita sering mengeluh dengan apa yg kita punya,,,
mau menjadi penulis,,ingin beli laptop atau komputer dulu supaya enak,,,padahal yang namanya menulis hanya butuh secarik kertas dan pulpen,,,
mau jadi hafidz qur'an,,,ingin beli hape yg memori besar,,,ada hedsetnya,,,di isi murottal qur'an baru mau mulai menghafal...padahal ulama-ulama terdahulu tak ada teknologi secanggih itu namun bisa jadi hafidz qur'an di usia belia,,,
Ah,,,hina nya diri ini selalu menginginkan fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan,,,,apalagi ketika barusan membaca kisah seorang tukang mie ayam yang sedang menghafal qur'an di tengah menunggu pelanggannya makan,,,
justru ni'mat itu ketika tersandung dalam agenda menghamba padaNya,,,dengan demikian terasa lebih lega dan manis ketika sampai,,
Aku nambah pesan cakar dan temanku nambah daun bawang. Tapi kamipun membalikkan badan tidak jadi nambah karena pak penjual itu tertidur dan kamipun berbisik..ssst tidur. Mau nambah apa Mas? Sahut pak penjual dan kamipun melanjutkan pesan. Ternyata tidak tidur bi...sikku dalam hati. Setelah melayani bapak itu kembali tertunduk seperti tidur.
Akhirnya kamipun selesai makan ketika saya mau bayar,sayapun melontarkan pertanyaan sok akrab. Capek ya pak? Enggak mas biasa jawabnya. Ngantuk ya pak? Tanyaku lagi. Mboten (tidak) dengan halusnya menjawab.
Saya menghafal dan nanti sore ujian. Oooo maaf pak.
Dan memang kami mengenalnya bapak itu salah satu jamaah masjid sebelah yang setiap pagi dan sore terlihat aktif ikut mengaji hafalan Al Quran.
Sahabat bagaimana kalau kita berlatih "Diam kita bukan ketika tidur saja melainkan dalam diam kita bisa menyelesaikan tugas dan terus menyebutNya.
@darmaways
***
Nah itu kisah yang bener-bener buat aku serasa TERJEWER keras...
sampe-sampe aku update status di facebook,,,
terkadang,,,ah bukan terkadang,,,lebih tepatnya sering kali kita sering mengeluh dengan apa yg kita punya,,,
mau menjadi penulis,,ingin beli laptop atau komputer dulu supaya enak,,,padahal yang namanya menulis hanya butuh secarik kertas dan pulpen,,,
mau jadi hafidz qur'an,,,ingin beli hape yg memori besar,,,ada hedsetnya,,,di isi murottal qur'an baru mau mulai menghafal...padahal ulama-ulama terdahulu tak ada teknologi secanggih itu namun bisa jadi hafidz qur'an di usia belia,,,
Ah,,,hina nya diri ini selalu menginginkan fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan,,,,apalagi ketika barusan membaca kisah seorang tukang mie ayam yang sedang menghafal qur'an di tengah menunggu pelanggannya makan,,,
justru ni'mat itu ketika tersandung dalam agenda menghamba padaNya,,,dengan demikian terasa lebih lega dan manis ketika sampai,,
Komentar
Posting Komentar