Langsung ke konten utama

Virus Mematikan

Aih, lagi-lagi catatan ini muncul. Entah darimana datangnya. Yang pasti ini bukanlah hantu gentayangan yang sering kalian liat di tivi-tivi dengan adegan khasnya tiba-tiba muncul di depan muka kalian. Apalagi bukan magic sulap yang tiba-tiba muncul kelinci dari dalam topi hitam. Ini cuma catatan kok, kalo bahasa inggrisnya, note, itu aja.

Kebetulan tadi siang saya meliat media social ini. Kemudian ada satu hal yang membuat saya tertarik membuat catatan ini. Aslinya saya kan gak suka nulis-nulis gak jelas gini. Eh gara-gara peristiwa tadi siang saya langsung bilang ke teman sebelah saya, “Duh,,ini gak lucu lagi namanya, sudah masuk ranah ditindak secara serius,” sambil mengambil hape, memencet berbagai tombol hingga sampai ke menu ‘catatan’ dan mengetik, “bikin tulisan malam ini”.


Tapi tenang aja, catatan kali ini gak membahas khilafah kok. Gak akan membahas khilafah itu wajib ditegakkan karena cuma dengan itulah syariat islam yang tertuang di ayat-ayat Alquran bisa diterapkan semua. Seperti sistem ekonomi syariah (non ribawi, gak seperti sekarang yang riba ada dimana-mana), sistem pendidikan (bukan sekuler seperti sekarang), sistem hukum (potong tangan, rajam, qishas,dll), dan sebagainya yang harus diterapkan secara sempurna tidak setengah-setengah (tengok Al-Baqarah : 85). Gak akan juga membahas kenapa demokrasi itu haram karena menjadikan hukum yang sudah pasti halal dan haramnya dari Allah tapi dibahas lagi mati-matian. Gak akan ngebahas juga kalo Khilafah yang kita inginkan bukanlah berbentuk ‘uni islam’ atau semacamnya yang katanya akan menandingin ‘uni eropa’, tapi berbentuk khilafah ala minhajin nubuwwah, maka caranya pun adalah cara yang dicontohkan Rasul. Gak ngebahas itu kok, soalnya nanti bakalan panas kepala, kayak kepala saya selama dua tahun terakhir. Hhe..

Kali ini membahas tentang kasihannya para aktivis dakwah yang kandas ditengah jalan gara-gara virus berbahaya. survey telah banyak membuktikan kok, banyak aktivis dakwah yang tiba-tiba 'menghilang' dari peredaran karena virus ini. ini benar-benar berbahaya dari vius apapun karena bisa menjauhkan dari Sang pemilik alam. Lebih berbahaya dari virus h5n1, virus flu, virus influenza, virus-virus lainnya lah, saya juga gak paham tentang virus. Tapi nama virus Ini keren, namanya virus merah jambu. Ahhh…ini bahaya banget.

Kenapa membahas ini? Ya karna sesuai alasan saya di atas tadi dan juga karna lagi heboh-hebohnya berita terhangat tentang seseorang yang lagi ber-adik-kakak-an dengan adik tingkatnya. Duh,,,jaman SMA itu mah. Hahaha…kok masih berguna ya sekarang untuk membungkus aktivitas ikhtilatnya supaya tertutup rapih dan gak kecium baunya. Hhe…

Sudah lama banget saya dan teman-teman berhusnudzon. Mengingatkan dengan ‘me efek’, ‘begayaan’, ‘manggil-memanggil’, dll. Namun seiring waktu kok tetap aja terlihat gitu.

Okelah, cuma membicarakan masalah kuliah. Tapi kan bisa ya dijawab secukupnya. Gak usah nambah topik. Gak usah pake emot-emot senyum kayak gini :) . Emot-emot lidah menjulur kayak gini :P . Cewek itu emang gitu, misalnya dipancing, bakalan disambut meriah (ini bener gak ya). Kamu pancing-pancing dengan komen-komen gak jelas dan gak terarah di facebook, bakalan berlanjut. Yang tadinya adik-kakak an, jadi sayang-sayangan (naudzubillah). Itu baru di facebook yang saya lihat belum lagi yang di hape. Yah semoga gak ada ya.

Iya betul, saya pun juga punya pengalaman seperti itu kok. Saya bukan orang munafik. Pernah suka dengan seseorang. Pernah disukai. Itu fitrah. Gak ada yang bisa memungkiri perasaan itu. karna itulah manusia. Namun, Islam mengaturnya dengan cara yang indah. Tak dengan cara pacaran yang tidak jelas kehalal-annya, tidak jelas statusnya. Namun, Islam menyalurkan perasaan itu dalam jalinan pernikahan. Halal, indah, berpahala. Itulah Islam. Mengatur segalanya. Tutorial kehidupan untuk manusia.

Jadi, untuk menghindari terjadinya kejadian-kejadian seperti itu, saya kasih tips dasarnya ya..yang diambil dari slide materi ‘Gaul Syar’I’ punya-nya ka abay, di laptop,
  1. Alihkan pikiranmu dari si dia ke Dia.
  2. Perbanyak aktivitas, isi dengan yang bermanfaat
  3. Banyak2 punya temen cowok (kalo kamu cowok), dan sebaliknya
  4. Jangan nonton film yang merangsang perasaan cinta pada wanita
  5. Masih banyak yang harus lebih dicintai
  6. Puasa
  7. Jangan terpancing apalagi memancing

Nah kalau sudah siap. Ta’aruf, khitbah, nikahi. Begitulah Islam mengatur. :)



Yah, mencoba berpikiran positif mungkin antum gak ke arah situ ya. Cuma sekedar antara adik-kakak tingkat. Mudah-mudahan, gak lebih. Akhi. Jangan sampai akhi, jangan sampai. Aktivis dakwah itu pribadi yang dicontoh, dilihat, didengar, disegani. Jangan sampai mengotorinya dengan aktivitas seperti itu. tentu antum tau dengan isi surat al isra :32. Antum paham tafsirnya, antum paham maksudnya. Jadi, jangan sampai ya akhi, :) . Kuatkan. Ikhlaskan, untuk Allah. Sehingga nanti di surga kita akan bersama bertemu Allah dengan senyuman melebar.

Ana gak mau berpanjang lebar seperti menasihati orang awam yang bukan aktivis dakwah. Ana tau antum sudah tau hukumnya. Ana tau antum mengerti bagaimana islam mengaturnya. Setidaknya ana cuma mengingatkan. Menarik kembali teman seperjuangan yang berada di pinggir jurang, dengan berkata lembut penuh makna, “jangan terlalu kepinggir akhi, nanti jatuh”. Bukan berkata,”jangan jatuh akhi, itu sakit”. Bukan. Karena mencegah sebelum terjadi, itu indah. Saling mengingatkan dan teringatkan begitulah tugas kita. Selebihnya diri sendiri lah yang bisa merubah, mau kearah mana setelah membaca ini. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu