Teringat perkataan seorang dokter kemarin selagi dalam acara pembekalan KKN yang membahas materi AIDS dan NAFTA. Jadi ada (kalau gak salah ingat) empat hal cara pencegahan penyebaran virus HIV AIDS. Yang pertama dan yang kedua saya gak ingat. Nah yang ketiga (ini yang saya ingat betul) adalah “kalau memang tidak bisa dengan kedua cara tadi maka pakailah kondom,” begitu kira-kira redaksi nya.
Saya tergelitik dalam hati dan sekaligus prihatin. Jadi saya sedikit ‘bengong’ ketika para teman-teman di belakang yang juga tidak setuju dengan pernyataan itu pada nyeletuk dan berkomentar sambil menepuk-nepuk bahuku menunggu komentar juga muncul dari mulut saya. Saya? Diam mengusap-ngusap kepala sambil menggerutu dalam hati.
Materi selesai dan sesi tanya jawab berlangsung. Tak ada yang mau bertanya maka dokter tadi lah yang menunjuk salah seorang untuk di berikan pertanyaan. Satu orang di tunjuk maju ke depan. Di berikan pertanyaan, “Apa saja yang bisa menyebabkan penularan virus HIV?”
Mahasiswa yang dipaksa maju tadi pun menjawab, “penggunaan jarum suntik yang bersamaan, dan seks bebas.”
Oke, sesi pertanyaan pertama selesai, sesi kedua dimulai. Setaelah si dokter basa-basi ingin memaksa seseorang untuk maju dan bertanya, salah satu kawan saya angkat tangan dan maju ke depan. Bermaksud ingin bertanya,
“Saya heran untuk menyelesaikan permasalahan AIDS ini kan salah satunya mencegah adanya seks bebas, tapi kenapa di poin ketiga itu tertulis pergunakanlah kondom. Menurut saya ini bertentangan bu. Jadi maksudnya gimana bu saya kurang mengerti… ” tanya kawan saya tadi yang berinisial S.
Dokter kemudian menjawab, yang intinya, “inilah pilihan yang terbaik di antara yang jelek”.
Wah, asyik juga jawabannya.
Maka ketika ada khamr dengan daging babi di depan kita, maka pilihlah yang terbaik di antara yang jelek ya….
Dalam Islam, kita diperbolehkan memakai yang haram ketika memang tidak ada pilihan yang lain yang halal, dan jika kita tidak memilih yang haram maka kita akan mati saat itu juga.
Seperti contoh, ketika kita ada di sebuah padang pasir yang kering dan tandus, panas matahari yang terik membuat kita setengah mati untuk berjalan, dan tiba-tiba ada seekor anak babi lewat membawa sebuah khamr di punggungnya. Saat itu kita tidak menemukan lagi makanan atau minuman selain itu dan jika kita tidak minum atau makan saat itu juga kita akan mati. Maka silahkan pilih yang terbaik di antara yang jelek. (yang jadi masalah emang ada anak babi di padang pasir? bawa khamr?… )
Jadi ketika di hubungkan dengan kabel masalah HIV AIDS tadi, maka apakah ketika tidak bisa lagi menahan (maaf) keinginan untuk (sekali lagi maaf) berseks bebas apakah kita lantas di perbolehkan asal memakai kondom supaya tidak terkena AIDS? Hihi…lucu…
Selain lucu, saya juga khawatir dibalik pemberian solusi pemakaian kondom itu kita jutsru memberikan pesan terselubung yang tak kita sadari seperti “Silahkan lah berseks bebas, asal pakai kondom”. Astagfirullah…
Lantas bagaimana mencegah penyebaran virus ini? Ya dengan menghentikan adegan seks bebas nya. Itulah akar permasalahan. Kalau tidak bisa? Ya di bisa-bisakan. Di paksa supaya bisa…hehe.. Jangan di kasih solusi yang lain seperti memperbolehkan asal pake kondom…hiii…
Ah… saya jadi teringat ayat Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 1-2 :
Begitulah Islam memberi solusi..
Bagaimana menghentikan virus ini? dengan menghentikan seks bebas,
Bagaimana menghentikan seks bebas? dengan menutup lokalisasi, menutup tayangan-tayangan tivi yang mengumbar aurat wanita, memisahkan interaksi antara pria dan wanita, memudahkan proses pernikahan, memberikan pendidikan islami tentang interaksi pria dan wanita, dan banyak lagi.
Bagaimana jika itu sudah dilakukan tapi tetap saja ada yang melakukannya? Laksanakan hukuman yang diberikan oleh pencipta kita. Ada kan di surat an-Nur ayat 2 tadi.
Wah itu kan cuma bisa dilakukan di negara yang berasaskan hukum-hukum Islam, seperti zaman Rasulullah, KhulafaRasyidin, dan kekhilafahan ‘yang menggigit’ setelahnya. Gak bisa kan dilakukan di zaman sekarang? Berusahalah dengan maksimal untuk mengembalikan kehidupan Islam seperti zaman itu.
Itulah solusi hakikinya, yang menyelesaikan permasalahan hingga ke akar-akarnya.
Wallahu ‘alam bishawab…
Saya tergelitik dalam hati dan sekaligus prihatin. Jadi saya sedikit ‘bengong’ ketika para teman-teman di belakang yang juga tidak setuju dengan pernyataan itu pada nyeletuk dan berkomentar sambil menepuk-nepuk bahuku menunggu komentar juga muncul dari mulut saya. Saya? Diam mengusap-ngusap kepala sambil menggerutu dalam hati.
Materi selesai dan sesi tanya jawab berlangsung. Tak ada yang mau bertanya maka dokter tadi lah yang menunjuk salah seorang untuk di berikan pertanyaan. Satu orang di tunjuk maju ke depan. Di berikan pertanyaan, “Apa saja yang bisa menyebabkan penularan virus HIV?”
Mahasiswa yang dipaksa maju tadi pun menjawab, “penggunaan jarum suntik yang bersamaan, dan seks bebas.”
Oke, sesi pertanyaan pertama selesai, sesi kedua dimulai. Setaelah si dokter basa-basi ingin memaksa seseorang untuk maju dan bertanya, salah satu kawan saya angkat tangan dan maju ke depan. Bermaksud ingin bertanya,
“Saya heran untuk menyelesaikan permasalahan AIDS ini kan salah satunya mencegah adanya seks bebas, tapi kenapa di poin ketiga itu tertulis pergunakanlah kondom. Menurut saya ini bertentangan bu. Jadi maksudnya gimana bu saya kurang mengerti… ” tanya kawan saya tadi yang berinisial S.
Dokter kemudian menjawab, yang intinya, “inilah pilihan yang terbaik di antara yang jelek”.
Wah, asyik juga jawabannya.
Maka ketika ada khamr dengan daging babi di depan kita, maka pilihlah yang terbaik di antara yang jelek ya….
Dalam Islam, kita diperbolehkan memakai yang haram ketika memang tidak ada pilihan yang lain yang halal, dan jika kita tidak memilih yang haram maka kita akan mati saat itu juga.
Seperti contoh, ketika kita ada di sebuah padang pasir yang kering dan tandus, panas matahari yang terik membuat kita setengah mati untuk berjalan, dan tiba-tiba ada seekor anak babi lewat membawa sebuah khamr di punggungnya. Saat itu kita tidak menemukan lagi makanan atau minuman selain itu dan jika kita tidak minum atau makan saat itu juga kita akan mati. Maka silahkan pilih yang terbaik di antara yang jelek. (yang jadi masalah emang ada anak babi di padang pasir? bawa khamr?… )
Jadi ketika di hubungkan dengan kabel masalah HIV AIDS tadi, maka apakah ketika tidak bisa lagi menahan (maaf) keinginan untuk (sekali lagi maaf) berseks bebas apakah kita lantas di perbolehkan asal memakai kondom supaya tidak terkena AIDS? Hihi…lucu…
Selain lucu, saya juga khawatir dibalik pemberian solusi pemakaian kondom itu kita jutsru memberikan pesan terselubung yang tak kita sadari seperti “Silahkan lah berseks bebas, asal pakai kondom”. Astagfirullah…
Lantas bagaimana mencegah penyebaran virus ini? Ya dengan menghentikan adegan seks bebas nya. Itulah akar permasalahan. Kalau tidak bisa? Ya di bisa-bisakan. Di paksa supaya bisa…hehe.. Jangan di kasih solusi yang lain seperti memperbolehkan asal pake kondom…hiii…
Ah… saya jadi teringat ayat Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 1-2 :
(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
Begitulah Islam memberi solusi..
Bagaimana menghentikan virus ini? dengan menghentikan seks bebas,
Bagaimana menghentikan seks bebas? dengan menutup lokalisasi, menutup tayangan-tayangan tivi yang mengumbar aurat wanita, memisahkan interaksi antara pria dan wanita, memudahkan proses pernikahan, memberikan pendidikan islami tentang interaksi pria dan wanita, dan banyak lagi.
Bagaimana jika itu sudah dilakukan tapi tetap saja ada yang melakukannya? Laksanakan hukuman yang diberikan oleh pencipta kita. Ada kan di surat an-Nur ayat 2 tadi.
Wah itu kan cuma bisa dilakukan di negara yang berasaskan hukum-hukum Islam, seperti zaman Rasulullah, KhulafaRasyidin, dan kekhilafahan ‘yang menggigit’ setelahnya. Gak bisa kan dilakukan di zaman sekarang? Berusahalah dengan maksimal untuk mengembalikan kehidupan Islam seperti zaman itu.
Itulah solusi hakikinya, yang menyelesaikan permasalahan hingga ke akar-akarnya.
Wallahu ‘alam bishawab…
“Jika kau ingin membersihkan pekarangan belakang rumahmu dari rumput liar, cabutlah rumput itu hingga akar-akarnya. Bukan dengan cara mengambil gunting kecil kemudian memotong pucuk rumputnya.” (Kakek Jar)
Komentar
Posting Komentar