Langsung ke konten utama

Surat Cinta

……..terima kasih karena kamu udah mencintai aku, tapi sebelum aku menerima cintamu aku pingin lihat kesungguhanmu. Aku gak mau punya kekasih yang gak sungguh-sungguh, apalagi main-main sama aku. Aku mau kamu ngelakuin ini buat aku :
Pertama, seminggu lagi, pagi-pagi banget kamu kerumahku, bawa bunga langka yang tumbuhnya di gunung yang ada di desa kita ini. Tapi, harus yang warna merah ya..
Kedua, kamu harus pakai pakaian yang aku kasih bersama surat ini besok pada saat datang kerumahku. Aku gak mau ada satu asesoris pun yang gak terpakai. Itu semua udah kubuat khusus untuk kamu.
Ketiga, aku mau kamu jalan kaki dari rumah kamu, meskipun aku tau rumah kamu jauh dari rumah ku.
Terakhir, hmm..yang terakhir kamu harus bikin satu lagu buat aku yaa,,n dinyanyiin sebelum masuk kerumahku.
Ingat Naruto! Itu semua harus kamu penuhi, jangan sampai lupa…

Hinata

“yeeeaahhh !!!!!! Hinata menerima cintaku !! sudah lama aku menginginkan ini..hahaha…OOhhh Hinataaaa….,Eh..tapi belum, dia memberiku syarat-syarat tadi,..ahhh,.tapi gampanglah ,,,yang penting dia sudah membalas cintaku !!! “, teriak Naruto dengan sangat gembira.

Sangking terlewat gembiranya Naruto menerima surat itu, ia pajang surat itu di dinding kamarnya, ia bersihkan tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik. Ia pandangi, ia cermati kata demi kata, huruf demi huruf yang tertulis di surat itu.

#1 hari sebelum hari yang ditentukan Hinata

“Yeaaah…..Pagi yang cerah,,,,,Oh,,iyaa.. suratnya” , cetus Naruto yang baru bangun dari tidurnya. “Huft,, ternyata masih ada disana ,,hhe…..Hinataaa.ohh.Hinataaaa”, sambil memandangi surat yang sudah seminggu ditempel di dinding kamarnya itu.

Rutinitas yang sama terhadap surat ituoun masih dilakukan, seperti biasa, dibersihkan, dijaganya baik-baik hingga tidak satupun ada yang boleh menyentuh ataupun memegangnya.
“Heyy Kamu !!! Jangan sekali-kali kamu menyentuh surat ini yaa !, kalau tidak aku akan mengeluarkan jurus bayanganku buat melumpuhkanmu !”.

#Hari yang ditentukan
Hari yang ditentukan Hinata pun tiba, tetapi Naruto pun tidak berbuat sebagaimana mestinya di surat tersebut. Ia malah asyik seperti biasanya, masih tetap memandangnya, membacanya, membersihkannya setiap jam, menit, dan detik. Hingga akhirnya hari itupun berlalu.

#3 Hari setelah hari yang ditentukan
“Narutooo !!! Ini ada surat untukmu ! keliatannya dari Hinata lagi !....”,teriak salah seorang pembantu Naruto yang bernama Tsunade.
“Benarkah?? Mana..manaa ?? Sinii berikan padakuu..!!”, cetus Naruto yang penuh semangat mengambil surat itu dari salah satu pembantunya.

……………..maaf Naruto, aku tidak bisa menerima cintamu. Syarat-syarat yang ku berikan tidak kau hiraukan sama sekali, padahal aku berharap kau datang saat itu. Aku sudah membayangkan apabila kita bisa hidup bersama selamanya
 Tapi sayang, kamu memang tidak bersungguh-sungguh mencintaiku.
Dengan penuh kekecewaan

Hinata

***

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum wr. Wb.

Oke,
Berjumpa lagi dengan catatan saya yang mungkin masih butut dan jelek, tapi dengan penuh keyakinan saya tidak mempersoalkan kejelekan dan kebututan catatan saya ini, karena memang dari segi penampilan sudah tidak bisa diubah-ubah karena udah dari sananya kayak gini (namanya juga di facebook ga bisa diapa2in tampilannya), tetapi saya berharap catatan ini dari segi ISI nya bisa membuat para pembaca terketuk hatinya. Amieeennn..

Oke,
Karena suasananya lagi sedih gara-gara Naruto ditolak oleh Hinata kita akan membahas tentang al-quran (ga nyambung banget). Asal kalian tahu, kalau al-quran itu merupakan surat cinta dari ALLAH untuk umat manusia.
Nah, karena sekarang sudah sama-sama surat cinta, coba kita bandingkan. Pertama, si Hinata memberi perintah kepada Naruto dalam surat cintanya yang harus dipenuhi Naruto untuk mencapai tujuan Naruto sebeneranya. Al-quran pun demikian, di dalamnya berisi petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan umat manusia sebenarnya, surga.

Tapi, kenyataannya si Naruto tidak melaksanakan perintah tersebut, ia hanya mengagumi, mengiyakan, mengidolakan, meyakini, mengagungkan tanpa ada perbuatan yang nyata terhadap apa yang diperintahkan di dalamnya. Begitu juga dengan umat muslim sekarang, mereka mengaku beragama Islam, percaya ALLah, mengagungi ALLAH, punya Al-quran, tapi apa yang dilakukan mereka? Alquran nya ditaruh di atas lemari, tanpa pernah menyentuhnya, membacanya, apalagi memahami maknanya. Dan memang itulah keadaan umat islam sekarang ini.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quraan ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)

Kita lihat hadits berikut yang menyatakan bahwa pahala yang diberikan ALLAH berlipat ganda :

Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata bahwaRasulullahSAW, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." (HR At Tirmidzi dan berkata, "Hadits hasan shahih).

Oke,
Maka mulai sekarang mari sama-sama kita renungkan, sudahkah kita membaca surat cinta dari ALLAH itu? Sudahkah kita memahami maknanya ? Kenapa selama ini kita tidak menghiraukannya? Kenapa selama ini kita hanya mengaku islam tapi tidak ada satupun dari perbuatan kita sebagai seorang muslim? Apa yang akan kalian tunjukkan banggakan pada saat bertemu ALLAH SWT di akhirat kelak sebagai tanda kepantasan kalian memasuki surga NYA ?

Sekali lagi saya selalu tegaskan dalam setiap catatan saya, bahwa saya bukan seorang yang ahli yang hebat dalam agama ini, tapi saya hanya ingin sekedar mengingatkan sebagai sesama manusia, dan hadits inilah yang mendasari saya melakukan ini,
“ Sampaikanlah walau satu ayat”
dan
"Jangan lihat siapa yang menyampaikan tapi liat apa yang disampaikan"

Wassalamualaikum wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu