Langsung ke konten utama

Berharap keridhoan-Nya

Lantunan ayat suci al-quran pun terdengar dari sudut ke sudut seakan berlomba-lomba mengusir keheningan suasana ini. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah kekhusyukan setiap orang melantunkan keperkasaan ayat-ayat suci tersebut.

Dari sekian banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut, kulihat tidak semua cara berpakaian mereka sama. Entah kenapa ku sangat yakin bahwa cara seseorang berpakaian menentukan kepribadian masing-masing, ya meskipun teori itu tidak sepenuhnya
benar dan itu mungkin hanya bisa melihat kepribadian dari pandangan pertama saja.

Mulai dari baju takwa -sebutan untuk baju yang biasa dikenakan muslim untuk shalat- hingga kaos oblong. Mulai dari kain sarung hingga celana jeans. Semuanya berkarakter, berciri khas. Ada juga yang memakai gamis disertai sorban putih atau warna lain yang biasa dikenakan di bahu atau bisa juga dililitkan di kepala sedemikian rupa.

Semuanya berbeda, semuanya mempunyai karakter, watak, dan perilaku sendiri-sendiri. Semua mempunyai kehidupan dan kebiasaan sendiri-sendiri. Prinsip hidup dan pola pikir  sendiri-sendiri. Tetapi ada satu kesamaan yang membuat mereka terlihat sama. Mereka memenuhi janji mereka, mereka tidak mengingkari sumpah mereka, yaitu dua kalimat sumpah yang sangat sakral di kalangan muslim. Lailahailallah tiada tuhan selain Allah. Itulah kesamaanya !

Itulah kehebatan dan kekuatan kami di banding umat lain. Kami berbeda, kami mempunyai perilaku yang tak sama satu sama lain, itu semua merupakan cara kami, tapi kami masih berpegang teguh terhadap aturan-Mu. Karena kami hamba-Mu, karena kami kecil dan Kau Maha Besar. Maka kami berkumpul di sini memenuhi janji kami mengagungkan kebesaran-Mu, kekuasaan-Mu. Karena kami cuma ingin satu, Ridho-Mu  kami di surga Mu nanti ya Rabb.


Ya Allah sesungguhnya kami meminta kepada Engkau, keridhoan Engkau dan syurga, dan kami berlindung dengan Engkau dari kemurkaan Engkau dan api neraka.


"Allahu Akbar,,,AllahuAkbar ..!! ", adzan ashar pun berkumandang seraya memanggil kami kembali berkumpul di tempat mulia ini semata-mata mengharap keridhoan-Mu dunia dan akhirat.


( Al-Mukaromah Martapura, 16 Agustus 2011 , 15.50 Wita / gara-gara bosen nganggur di rumah sekali-sekali ke masjid, eh ternyata dapat ide,hihi, semoga bermanfaat )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu