Langsung ke konten utama

Malam ini saksi

Hari ini, malam ini, tepat pukul 12.00 malam waktu laptop dan juga tepat sekitar satu jam yang lalu keputusan DPR di sidang parlemen adalah menyetujui R APBN-P 2013. Di mana tertuang di dalamnya kebijakan untuk menaikkan harga BBM.

Banyak sekali yang terdapat dalam kepala ini, tentang rakyat, tentang dpr, tentang demokrasi, tentang voting, tentang sidang paripurna, tentang demo mahasiswa, tentang demo buruh, tentang demo anarkis, tentang fakta, tentang kebohongan, tentang penguasa, tentang solusi dan tentang-tentang yang lain.

Sejak awal menonton televisi disuguhkan berita demo, disuguhkan tentang debat. Ada yang berdebat dengan intelektualitas serta argumen2 yang sesuai, ada yang berdebat hanya dengan retorika yang cukup indah, hingga menyerang pribadi2 lawannya.

Terus bergulir waktu, terus bergulir berita mengenai keadaan di dalam ruang sidang parlemen, di tempat lain terus bergulir demo mahasiswa yang paham dan peduli akan nasib rakyat, di titik lain juga sama bergulir berbagai macam tulisan di media sosial, dan media2 lain semua mengungkapkan kebobrokan pemerintah kenapa bisa menaikkan BBM.


Maka biarlah malam ini menjadi saksi kebijakan pemerintah yang sama sekali tak pro rakyat. Rakyat dimana-mana menolak, melakukan aksi demonstrasi namun justru keputusan nasib mereka hanya ditentukan oleh berdiri atau duduknya anggota DPR (yang menonton pasti mengerti, ketua rapat memutuskan untuk melakukan voting, yang setuju dengan RAPBN-P 2013 silahkan berdiri yang tidak setuju duduk saja dan ditanyakan ke setiap fraksi2).

Maka biarlah malam ini menjadi saksi bahwa demokrasi yang mempunyai slogan “dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat” menjadi slogan yang layak di injak-injak dan dibuang ke tempat sampah terdekat.

Maka biarlah malam ini menjadi saksi bahwa demokrasi sudah tak pantas lagi dipertahankan. Pengusungnya pun (amerika) sudah lagi sekarat dengan banyaknya hutang negara yang dipunya. Makanya mereka sering sekali ke negeri2 kaya SDA untuk menjajah SDAnya.

Maka biarlah malam ini rakyat tahu bahwa pemerintah telah menzholimi mereka dengan kebijakan-kebijakannya, dengan kebohongan-kebohongannya, dengan segala strategi dan tipu daya yang sudah dirancang sejak rencana kenaikan BBM tahun lalu yang gagal. Bagaimana tidak, pemerintah sejak tahun lalu merancang bentuk sosialisasi agar masyarakat merasa wajar bila BBM naik. Jika tahun lalu wacananya, “BBM naik atau tidak", sekarang "Kompensasi kenaikan BBM utk rakyat miskin disetujui atau tidak". Kemudian “selain campaign strategic di mass media yg massif. Sejak bbrapa bulan lalu pmrnth jg meloby rektor seIndonesia, dan kmrn audiensi mahasiswa,” kicau @AkbarLaksana di twittnya.

Maka biarlah malam ini menjadi saksi bahwa demokrasi telah hancur sehancur-hancurnya, dan sebentar lagi detik-detik kebangkitan era dunia baru, Khilafah Rasyidah Ala’ minhajinnubuwwah akan segera berlangsung. Mensistem dengan indah (insyaAllah) dengan kedaulatan di tangan syara’. Mensejahterakan rakyat dengan sempurna  (insyaAllah) dengan dipegang oleh seorang pemimpin yang tawadhu’, beriman dengan kokoh, mujtahid mutlak, tahu bahwa memimpin adalah sebuah musibah, dan takut dan sangat takut pada Allah layaknya pemimpin pada era Khulafa rasyidin.

Ya, era itu akan segera kembali. Yakinlah.

Maka biarlah malam ini kita semua memanjatkan do’a, yang diajarkan oleh Rasulullah Saw :

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
Ya Allah, siapa saja yang memegang urusan ummatku dan menyulitkan mereka, maka balaslah dengan perlakuan yang sama. Siapa saja yang memegang urusan umatku dan bersikap lembut kepada mereka, maka balaslah dengan perlakuan yang sama.
(Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad).

12.46, 18 Juni 2013
sekitar dua jam setelah keputusan kenaikan BBM di tanggal 17 Juni 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu