Langsung ke konten utama

Berikan hanya 10 pemuda

“Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”

Pasti kalian tahu naskah di atas yang sudah terkenal di indonesia sejak tanggal 28 oktober 1928. Sejak saat itu para pemuda-pemudi indonesia merubah pola pikir mereka. Momentum tersebut sudah menjadikan titik balik kemajuan bangsa indonesia khususnya. Semangat yang berkobar-kobar dari para pemuda pemudi indonesia telah memberi inspirasi kepada seluruh bangsa indonesia bahwa bangsa ini adalah milik kita bersama bukan milik para penjajah
.

Kata-kata terkeren pernah di muntahkan dari presiden pertama kita,
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”
Betapa perumpaan yang bisa kita ambil maknanya bahwa kenyataannya pemuda lah yang banyak memberikan kontribusi kepada zaman ini. Jikalau pemuda pemudinya rusak, akhlaqnya rusak maka berguncanglah dunia dengan kerusakan yang mereka buat sesuai perkataan Bung Karno tersebut.
Beberapa minggu yang lalu sang bulan penuh berkah pun pergi meninggalkan kita. Bulan Ramadhan yang penuh ampunan dan penuh kasih seharusnya bisa kita jadikan acuan kita untuk merubah sikap dan perilaku sebagai pemuda muslim yang tangguh dan super. Layaknya cucian kotor yaitu kita yang dimasukkan kedalam mesin cuci dan dibersihkan hingga bersih kembali. hingga akhirnya kita seperti terlahir kembali setelah Ramadhan pergi. Seharusnya demikian. Bukan malah kembali jelek dan kotor lagi setelah kepergian Ramadhan. Sebaik mungkin kita harus bisa menjaga kebersihan yang sudah kita petik susah payah dalam bulan Ramadhan kemarin.

Ramadhan pergi bulan penuh kemenangan pun datang. Kemenangan atas pertarungan & peperangan dahsyat kita melawan hawa nafsu yang sangat mendasar dalam diri manusia. Kata-kata kemenangan ini hanya patut disandangkan kepada orang-orang yang benar-benar berperang tadi. Bukan orang-orang yang hanya menjadi seorang 'penonton' atau seorang prajurit yang sedikit-sedikit mundur.

Mengerti kan maksud perumpaan yang saya berikan? Ya, kata-kata kemenangan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang benar-benar melaksanakan ibadah dan amalan bulan Ramadhan dengan penuh sukacita dan keikhlasan. Bukan orang-orang yang tidak melaksanakan ataupun yang melaksanakannya dengan setengah-setengah.

Jadi, tidaklah bisa sebuah zaman berubah ke arah yang lebih baik jikalau pemuda-pemudinya tidak mau berjalan ke arah yang lebih baik dan malah justru terpuruk tersesat ke negeri yang bernamakan keburukan. Dan momen tersebut sudah disiapkan sang maha kuasa dengan menyandingkan dua bulan yang sangat membekas, bulan ampunan, dan bulan kemenangan.
Sungguh negeri dan bumi ini tergantung pada pikiran dan kontribusi yang kalian berikan wahai para mahasiswa …..

MAKA SUDAH SIAPKAH ANDA MENJADI PEMUDA PEMUDI YANG BERANI MEWARNAI NEGERI DAN BUMI INI DENGAN CORETAN KEBAIKAN ?
SUNGGUH ZAMAN INI SEKARANG BERADA DI TANGAN KALIAN....


*tulisan ini diterbitkan di mading FSI Ulul Albab sebagai kolom opini, 14 Oktober 2011*

Komentar

  1. jadi kaya stgah dukung nasionalisme nih?

    BalasHapus
  2. cuma mmaknai sebuah kejadian...
    Mncontoh smangat mereka..

    BalasHapus
  3. mksudku knpa ga ambil cntoh dri para mujahid islam aja ...

    BalasHapus
  4. temanya kan lagi booming sumpah pemuda mba...

    harus bisa pintar2 mengambil situasi yang sedang terjadi supaya bisa mengambil hati si pembaca...:)

    BalasHapus
  5. sepertinya kita memiliki sudut pandang yang berbeda
    tak apa, yang penting jgan smpai berdebat mempertahankan argumen masing2
    nti yng ada muncul gharizah baqa' nya

    trus menulis,, :)

    BalasHapus
  6. its mean war between good and worse...so, pemuda-pemudi islam..mari kita ledakkan semangat kita..berkarya, berkreasi, untuk Allah dan Rasul-Nya..konversikan energi potensial yg ada pada diri kita untuk menjadi energi kinetik yg luaaaarrr biasa... (yudho)

    BalasHapus
  7. whohohoho....ada pak yudho ...:D

    okeeee pak !!
    luaarrr biaasaaaa !!!

    BalasHapus
  8. ambil cntoh dari Sahabat aja yg msh muda
    Mus'ab bin Umair atau sa'ad bin muadz


    dulu : “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”

    skrang : "Berikan aku 10 pemuda, maka akan kubentuk Boyband
    hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu