Langsung ke konten utama

Tutorial

Bismillahirrahmanirrahim

Akhir-akhir ini saya sering sekali menemukan orang-orang yang masih tidak mau menerima bahwa AlQuran adalah satu-satunya peraturan hidup manusia. Mereka masih saja mencoba mencari-cari peraturan yang lebih hebat dan lebih sempurna daripada aturan yang sudah dibuat oleh Sang Pencipta. Sungguh ironis memang, tapi itulah kenyataanya.

***

“mas, saya beli handphone baru kemarin, tapi kenapa gak ada cara pakainya mas? Yang ada di dalam kotaknya kemarin malah ada cara pakai mesin cuci. Apakah bisa mas saya pakai itu untuk handphone saya?”
“Aduh bu, ya ora iso pak, itu kan handphone masa mau pakai tutorial mesin cuci. Ini bu, saya kasih cara pakai handphone itu, itu memang kemarin salah satu karyawan saya yang bernama Untung salah menaruhnya,” Kata pemilik toko handphone yang bertulisan di depan tokonya, toko H. Ryan.


***

Percakapan yang aneh di atas harus anda biasakan karena itu akan ada terus hingga akhir tulisan ini. Jangan karena percakapan aneh tersebut anda bosan hingga akhirnya membakar tulisan ini, menguburnya dalam-dalam kemudian mengambilnya kembali untuk dimakan bersama-sama. Jangan sampai.
Sebuah tutorial handphone yang diganti dengan tutorial mesin cuci tidak pernah membuat si pemakai handphone bisa memakai handphone nya dengan benar. Justru handphone itu akan rusak, baik cepat ataupun lambat.

***


Hari pun semakin sore, si sofyan yang tadi sudah penat dengan coding programnya pergi ke teras depan rumahnya, dan membayangkan sesuatu. Terlintas dalam hatinya,
“Bagaimana ya, jika sebuah handphone bisa hidup kemudian membuat tutorial untuk dirinya sendiri? Hmm, mungkin bisa tapi tidak akan sesempurna si pencipta handphone itu sendiri”

***

Dan ini dia yang sering jadi permasalahan. Bagaimana mungkin manusia sebagai makhluk yang diciptakan membuat peraturan untuk dirinya sendiri. Memang mungkin, tapi tidak akan sesempurna peraturan yang dibuat oleh yang menciptakan manusia itu sendiri.
Sang pencipta itu sendiri telah mengutus seorang manusia ke bumi sebagai wakilNya untuk menyampaikan ‘tutorial’ hidup yang sudah dibuat. Ya, Al-Qur’an Al-Kariim. Sebuah kitab yang benar-benar terpercaya yang turun dari Allah Sang Maha Pencipta ke bumi.

Apakah ada buktinya jika itu benar-benar diturunkan dari Sang Pencipta? Coba simak salah satu isi dari pembuka ‘tutorial’ manusia ini :


“Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa “
(Q.S. Al-Baqarah : 2)

Kalau di buku-buku lainnya mengatakan di pembukaannya, “Buku ini masih jauh layak dari kata sempurna, (bla..bla..bla..)” tetapi di Alquran menyatakan dengan SOMBONGnya “Kitab ini tidak ada keraguan….” . Luar biasa, begitu sombong, dan memang yang berhak untuk sombong hanya Sang Pemilik Alam ini. Allah SWT.

Coba simak lagi masih dalam Surat Al-Baqarah:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Q.S Al Baqarah : 23)

Mengerti maksudnya? Ayat yang ‘nantangin’ ! menantang orang-orang yang masih ragu dengan ‘tutorial’ ini untuk membuat satu surat (saja), satu surat (saja), iya Cuma satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an. Wooowww !! Dan tidak sampai situ ‘tantangan’nya. Di kata-kata selanjutnya ‘nantangin’ lagi. Kalau masih nggak bisa juga, ajak aja teman-teman, saudara, masyarakat dan lain-lain kalau perlu sekampung untuk membuatnya. Hmm…saya saja merinding menulis ini, sungguh tantangan yang luar biasa.

***
“Eh tam, kemarin ku beli handphone baru lo. Handphone ku yang lama itu sudah rusak, masa setiap nerima telepon langsung mati. Sengsara banget kan,”Shaufi membuka pembicaraan.
“Wuiihhihi..Hp baru uyy..”, Sahut Rustam lawan bicaranya dengan nada sedikit mengejek.
“Hmm….Eh tapi ini agak error tam, gak tau kenapa,” Sambil menunjukkan Hp barunya ke Rustam
“Kamu sudah baca tutorialnya belum, jangan sok tau deh pencet-pencet gak jelas”
“Sudah tapi baru sampai halaman 14, males lagi baca yang selanjutnya”
“Dasaaar.,.pantesan aja rusak, ayo komitmen,komitmen”

***
Setengah-setengah pun akan rusak. Anda membaca tutorialnya Cuma setengah halaman dan halaman yang selanjutnya tidak di baca, akan rusak. Ingat kan kaidah harus 100%. Kalau gak 100% sama saja dengan 0%. Kalau nggak menerapkan semuanya, ya akan rusak menjadi 0%. Hmm..Naudzubillah..

Sama saja dengan anda sholat tetapi masih mencuri. Sama saja anda puasa tetapi masih berzina. Sama saja anda berzakat tapi tetap pacaran! Sama saja anda mengaku Islam tapi gak mau menerapkan syariat Islam. Sama saja semua itu akan menjadi NOL BESAR !!! karena kalau tidak 100% artinya 0% ….
Masih gak percaya juga?  Kaidah harus 100% itu bukan buat-buatan tapi memang ada dalam Al-Quran.

“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS. Al Baqarah : 85)

Ya,,semoga kita bisa menerapkan aturan hidup yang dibuat Allah SWT sebagai Sang Pencipta Alam dan Seisinya dengan benar dan 100% agar kita selamat dunia dan akhirat. Karena Islam tidak hanya mengatur urusan makhluk dengan Tuhan(ibadah ritual) melainkan Islam juga mengatur urusan dengan diri sendiri(aqidah) dan urusan dengan orang lain(muamalah).

Dan memang itu sulit, namun jangan memandang kesulitan itu sebagai hambatan karena Ridho Allah dan Surga insyallah akan menanti kita di akhirat kelak. Amieen..

SULIT TAPI BISA BUKAN BISA TAPI SULIT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu