Langsung ke konten utama

Nonton Tivi


Sebenarnya sudah tau kalau malam ini ada acara itu, dari status kawan-kawan di facebook pagi hari tadi. Tapi ternyata hape berdendang sambil berjoget di kantong ku, ku ambil ia, ku kelitik badannya di situ tertulis, “Jangan lewatkan !! dialog pro-kontra perda syariah di TV ONE, mlam ini pk 19.00 WIB. Menghadirkan ust Ismali Yusanto……”

“Wah, harus nonton nih…”

Maka setelah selesai sholat maghrib di albaythar sehabis praktikum pemrograman web tadi, langsung cepat-cepat pulang ke rumah. sampai di rumah tak lantas jam 8 WITA. Masih pukul setengah delapan kalau gak salah.

Akhirnya jam 8 dan aku mengambil remote tivi (berebutan sama adek ini) kemudian mengganti chanelnya.

Ternyata yang hadir sebegai narasumber dari kemendagri, PKS, Komnas perempuan (kalo gak salah),perempuan (satu lagi, lupa dari mana),  ulil absar (aktivis JIL, baru kali ini liat wajahnya), dua orang  samping ulil (lupa siapa), Ust. Ismail (Jubir HTI), dan Mahendradata, meskipun hanya empat orang yang berada di depan, selebihnya duduk di kursi penonton.


Perbincangan berlangsung, sebagai pembuka, bapak dari kemendagri menguraikan tentang peraturan-peraturan tentang perda, pembuatan perda, wewenang, dll.. kemudian masuk ke ranah kasus ingin dibuatnya perda larangan wanita duduk ngangkang saat bersepeda motor. Dari sisi islam dibahas, dari sisi kesetaraan gender, diskriminasi, penerapan ‘UU Syariah’, dll.

Dari kemendagri membahas tentang peraturannya. Dari PKS membahas sisi islam yang di poles sedemikian rupa. Dari HTI juga dari sisi islam tapi cukup terang-terangan. Dari ibu-ibu membahas sisi diskriminatif terhadap perempuan, dari bang Ulil membahas tak perlunya syariah di masukkan dalam Negara.

Di awal acara di bicarakan tentang kejadian di aceh. Mayoritas semua narasumber tidak setuju dengan diterapkannya itu. terlalu aneh dan diskirminatif, menurut salah satu narasumber. Terlalu sepele ketika kita mengaitkan dengan syariah islam, karena yang harus di atur tidak hanya itu, kata salah satu narasumber lain. mereka sependapat namun berbeda sudut pandang dan alasannya.

Acara ini pun di akhiri oleh pernyataan ibu-ibu berkerudung seadanya dengan pernyataan yang masih sedikit aku ingat, “wanita itu berbeda dalam 4 hal,” katanya, “menstruasi, hamil, menyusui, (lupa satunya), selain itu haruslah disamakan. Ketika larangan berpakaian tidak sopan itu di tujukan kepada wanita saja, sehingga menganggap wanita itu adalah biang segala kesesatan moral itu salah. 
Bagaimana dengan laki-laki? Semua sama. Harus diperbaiki keduanya. Coba liat, di arab yang kebanyakan perempuan pakaiannya tertutup ternyata lebih banyak terjadi perkosaan di banding di eropa yang sering memakai bikini,”

Jreettt…

Langsung di tutup sama MC…padahal aku liat ada yang masih ingin bicara…

“oke, ini pilihan kalian rakyat,,pilihlah…blablabla.”

dan aku pun berpendapat kalo acara ini memang sudah di setting demikian. Ya tau kan tivi one, siapa bosnya,,hhe.,,

Yahh…sangking gregetannya dengan pernyataan ibu tadi, aku sampe apdet status di facebook.,

“ending acara emang menentukan banget...andai saja dittup sama pks atau hti...
pasti bisa membantah kalimat akhir ibu2 yg pake kerudung seadanya tadi...

di eropa emang gak diperkosa...tapi diZINAI buuu.... ~~a “

Memang seiring yang aku liat cuma aktivis dari pks dan hti aja yang memang sependapat tentang pentingnya syariah islam diterapkan dalam level Negara di acara itu. Meskipun metode yang kedua kelompok lakukan ini berbeda. Yang lain, apalagi antek-antek JIL, selalu membantah.

Ya kita semua tau lah, ketika hukum-hukum islam diterapkan secara menyeluruh. Hukum-hukum yang ada di alquran di terapkan semua, maka tak ada dampak lain selain terjaminnya kesejahteraan umat. Islam yang rahmatan lil alamin pun tercipta.

Dan ini bukan dongengan belaka, bukan bualan biasa, namun sudah terbukti ada, sejak zaman rasulullah berada hingga kekhilafahan terakhir tiada…

Selama 3,5 abad ini semua pernah terjadi, umat hidup tenteram, non muslim tidak di paksa masuk ke dalam islam.

Ya,,begitulah kenyataannya….

Maka, bersiaplah menyambutnya kembali,

Daulah Khilafah Islamiyah yang kedua, sesuai janji rasul,

“…..Kemudian akan berlangsung KHILAFAH DI ATAS MANHAJ NUBUWWAH. Lalu beliau diam." (HR Ahmad)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu