Langsung ke konten utama

Tak ada yang tau


Entah apa yang mau ku tulis kali ini. Tapi sudah dari tadi pagi ingin banget bikin tulisan. Ya moga aja jadi tulisan bagus ini, gak cuma ketik-ketik doang. Dan akhirnya cuma jadi bahan curhatan aku aja ni blog. Hha..tapi gak ada salahnya juga sih, itung-itung latihan. Bikin jadi habits. Habits menulis. Ah pengen banget punya habits menulis kayak gitu. Seperti yang aku perhatiin akhir-akhir ini itu pak jamil azzaini, yang aku liat di twitternya beliau selalu apdet tulisan di web pribadinya. Dan yang paling bikin iri itu ketika ia bilang it utu bakalan terus berlanjut tiap pagi. Jadi beliau bakalan apdet terus tiap pagi, tiap abis subuh. Waahh..dan sampe sekarang emang betul istiqomah banget beliau. Hmm.



Dulu sempet pas bulan puasa bikin habits menulis. Minimal 1 halaman perhari. Dan sesuai dengan buku habits nya ustadz felix, kalau mau bikin habits baru, tulis, kemudian kasih embel-embel belakangnya kata “setelah” atau “sebelum”  kemudian sambung dengan aktivitas yang pasti dilakukan  (sudah biasa dilakukan). Sebagai contoh, lari pagi SETELAH sholat subuh, menulis SETELAH sholat isya, atau menulis SEBELUM tidur.


Nah dulu aku sempet juga bikin pas bulan puasa, gini, “menulis satu halaman SETELAH sholat tarawih”. Wah itu efektif banget ternyata. Gak peduli nulis apa yang penting jari jemari ini menari-nari terus menekan tuts-tuts keyboard dengan lemah gemulai. Hmm..tapii..ada satu yang salah,,
“…SETELAH sholat tarawih” nah itu dia , setelah sholat tarawih berarti kalo gak sholat tarawih aku gak nulis rutin lagi, dengan bahasa lain aku gak nulis rutin lagi kalo bukan bulan puasa. Wahh…ternyata emang bener terjadi itu sob..duh…


Okelah, pelajarannya,,(asiikk…ketemu nih sisi manfaatnya) , istiqomah itu sulit sob…kita gak pernah tau kita akan seperti ini terus atau tidak kedepannya. Kita gak pernah tau kita bakalan jadi ‘orang bener’ terus atau tidak kedepannya. Bisa saja besok aku di ajak temen baikku ke jurang, terus di suruh terjun bareng mungkin ia bilang, “ini cara mati terkeren lho,,,,,” dan aku dengan polosnya berkata, “iaa…kerennn,” dan akhirnya ahh, mati bunuh diri dan masuk neraka. Gak ada yang tau kan? Gak ada yang bisa mastiin kan? Atau kalian bisa baca tulisan ini kali ini, namun sejam kemudian kalian dapet kiriman paket, wuihhh..mantep paketnya,, dibuka sepertinya pernah kenal,,minuman dalam botol tuh..kayak di tivi-tivi..nah tulisannya ‘bir’. Sekali-kali deh nyobain ya gak? Kan gak ada yang ngeliat lagipula ini kan paket kiriman. Wah coba deh..akhirnya setelah mabok, ngeliat pisau di dekat tangan sambil nonton film perang. Tokoh utamanya pengen bunuh diri, dan ternyata terjadi, sambil mabok megang pisau nonton tivi akhirnya bunuh diri. Naudzubillah.


Ah, makanya kalau ada minta do’a, minta do’anya supaya tetap di istiqomahkan di jalan kebaikan ini sob. Minta di tingkatkan dan diteguhkan iman. Dan aku seneng banget pas setel fesbuk tiba-tiba ada yang chatting, terus di tengah-tengah percakapan bilang, “semoga antum istiqomah ya akhi..” .wah,, ini mantep,,!! Makasih banyak akhi do’anya, antum juga semoga Allah selalu menguatkan dan meneguhkan di jalan ini. Semoga kita bertemu saling sapa bersama Rasulullah dan antum di surgaNya nanti..
Amiin Ya Rabb…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu