Prolog
Gegap gempita menyambut tahun baru kali ini tidak diridhoi kayaknya. Hehe.. Soalnya hujan. Jadi tadi malam gue terbangun, yang tadinya udah tidur jam setengah sebelas dan terbangun sekitar jam setengah satu an en ternyata hujan deres. Wau, gimana ya nasib mereka yang lagi di luar nungguin jam 00.00.
Dari tahun ke tahun gak pernah beda bro. Mulai dari ngadain konser musik, niup terompet, dan ngitung mundur. Dan setiap tahun gitu-gitu aja. Entah apa yang mereka kejar. Konser musik, paling mereka pada lompat-lompat (emang kodok).
Niup terompet, iiya mereka niup-niup gak jelas, kayaknya mau nantangin malaikat israfil, itu loh, malaikat peniup sangkarkala, yang dari dunia diciptakan beliau tuh sudah siap dengan terompetnya, jadi tinggal menunggu perintah dari Sang Maha Pemilik Alam aja. Niup terompet nih bukan nantangin kan?
Niup terompet, iiya mereka niup-niup gak jelas, kayaknya mau nantangin malaikat israfil, itu loh, malaikat peniup sangkarkala, yang dari dunia diciptakan beliau tuh sudah siap dengan terompetnya, jadi tinggal menunggu perintah dari Sang Maha Pemilik Alam aja. Niup terompet nih bukan nantangin kan?
Ngitung Mundur. Ini lagi yang gak jelas, kayak anak TK aja yang baru belajar ngitung.
Tahun Baru 2012, seharusnya menjadi momen untuk mengintrospeksikan diri. Mengevaluasi mimpi-mimpi yang sudah dirancang di tahun sebelumnya dan kemudian merancang mimpi-mimpi di tahun berikutnya. Seharusnya seperti itu, bukan dengan aneka aktivitas dan kegiatan yang gak jelas.
Seharusnya Gue Ngerancang Pas Tahun Baru Hijriah Kemarin
Iya, inilah akibat dari membebek. Bebek kalo jalan tuh selalu ngikutin di depannya, mau ke jeblos ke kubangan ya tetep aja diikutin.
Akibat dari teori bebek ini, gue pun kena getahnya. Pas tahun baru hijriah kemarin gue ngerasa biasa-biasa aja, dan gak ada yang spesial. Dan pas tahun baru masehi ini gue baru nyadar, ternyata gue telah ngelupakan tahun baru yang sebenarnya. Dan seharusnya gue mengevaluasi diri pas tahun baru hijriyah bukan sekarang.
Oke, itu sedikit penyesalan. Sekarang gue mau coba mainset dengan berpatokan dengan kalender hijriah.
Inilah Evaluasi dan Rancangan Mimpi Gue Buat Tahun 1433 H
Inilah Evaluasi dan Rancangan Mimpi Gue Buat Tahun 1433 H
Sedikit Evaluasi tentang salah satu mimpi gue di tahun 2011 (Anggap aja ini tahun 1432H). Gue sempat memposting salah satu mimpi gue di SINI.
Dan apa hasilnya? gue gagal, hiks,,hiks..: ( . Gue masih belum hafal sebelas surat lagi. Yang panjang-panjang pula. Hoohhhhhh..... Dan ini memang kesalahan gue sendiri, yang enggak disiplin meluangkan sedikit waktu buat hapalin. Untuk selanjutnya harus lebih disiplin !! Caiyooooooooo.....!!!
Dan kegagalan itu semua bukan berarti bisa merobek kertas mimpiku. Karena belum bisa menghafal semua dan bersisa sebelas surat maka gue kasih masa perpanjang. Enggak, bukan sampai tahun depan, tapi bakalan gue perpanjang sampe liburan semester 3 gue habis. Dan pas masukkan kuliah, gue bakalan hapal tu semua, !!!! Caiyoooooooooooooooo.......kyaaaaaaaaaaaatttt..kyaaaaaaaattttttt !!!!!
Dan kegagalan itu semua bukan berarti bisa merobek kertas mimpiku. Karena belum bisa menghafal semua dan bersisa sebelas surat maka gue kasih masa perpanjang. Enggak, bukan sampai tahun depan, tapi bakalan gue perpanjang sampe liburan semester 3 gue habis. Dan pas masukkan kuliah, gue bakalan hapal tu semua, !!!! Caiyoooooooooooooooo.......kyaaaaaaaaaaaatttt..kyaaaaaaaattttttt !!!!!
"Masukkan bahan utama kegagalan,Tambahkan semangkuk syukur,Masukkan perlahan rempath-rempah sabar,Campur bersama bumbu bahagia,
Aduk hingga rata,Nyalakan bahan bakar semangat,Dan tunggu hingga mendidih"
Dan buat rancangan mimpi gue berikutnya silahkan saksikan di POSTINGAN SELANJUTNYA..hehe..
Sebagai Bonus
Dan untuk bonusnya karena loe udah pada baca ni tulisan. Gue kasih
bocoran isinya buku favorit gue, Al-Qandas Al-Kamil (Kegagalan yang
Sempurna),
***
Oh, ternyata perserta debat wakil dari Amerika tadi.
"Tahukan engkau anak muda, sebelumnya, hidup saya diliputi dengan beruntun kegagalan demi kegagalan."
Si mister kemudian membeberkan dengan bangga prestasi kegagalan yang pernah dia torehkan.
- 1831, kebangkrutan usaha
- 1832, kekalahan pemilihan daerah
- 1833, kembali bangkrut
- 1835, istri saya meninggal dunia
- 1836, saya menderita tekanan mental, hingga hampir masuk RSJ
- 1837, saya menderita kekalahan dalam pidato kontes.
- 1840, saya gagal dalam pemilihan angg senat USA
- 1842, saya menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat
- 1848, saya kalah lagi di kongres Amerika Serikat
- 1855, saya gagal lagi di senat Amerika Serikat
"Dan anda akhirnya menang?" tebak saya.
"Nggak. Kalah lagi." tuturnya.
Gedubrak.
Tapi lihat dong kelanjutannya. Pada tahun 1858 saya ikut pemilihan senat Amerika Serikat lagi.
"Dan kalah lagi?" kali ini saya sudah bisa menebak.
Pria nyentrik itu mengangguk bangga.
"Whehehe. Sudahlah, sudah larut malam. Ini kartu nama saya. Good night." ucapnya seraya meninggalkan saya yang masih kegelian.
Masih dalam gelak, saya lirik kartu nama yang diserahkannya tadi.
Tertera nama jelas : Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat periode 14 Maret 1861 - 15 April 1865.
Deg..deg.. deg.. Jantung saya kini berdegup sangat kencang.
Komentar
Posting Komentar