Bismillahirrahmanirrahim
Umar bin Khatab pertama kali
berniat meletakkan kalender tahun islam, beliau mengajak musyawarah para
sahabat untuk menentukan momentum apa yang paling tepat untuk dijadikan
patokan awal tahun. Kesepakatan pun tercipta, umar dan para sahabat
menetapkan peristiwa Rasulullah SAW hijrah dari mekkah ke madinah akan
dijadikan patokan yang tepat untuk mengawali kalender islam sehingga
dinamakan kalender hijriyah.
Pada waktu itu Rasul hijrah
dengan upaya menyelamatkan ideologi bersama dari serangan-serangan kaum
kafir Mekkah yang sudah banyak sekali menyiksa pengikut Rasulullah. Yang
akhirnya Madinah lah yang dapat dijadikan markas untuk aplikasi hukum
Islam dan pengembangan islam disana. Hingga umat Rasullullah mendapat
kekuatan penuh di Madinah untuk segera kembali ke Mekkah mendakwahkan
Islam kembali.
Sehingga sangat pas dan cocok patokan untuk
mengawali kalender hijriah ini dengan mengaitkan momen hijrahnya
rasulullah ke madinah dengan makna melakukan perubahan dari cara
berdakwah yang awalnya sembunyi-sembunyi kini di madinah Rasulullah
melakukan secara terang-terangan. Yang artinya melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Sehingga kita semua
bisa memaknai bahwa tahun baru hijriah ini sebagai hijrahnya kita
menjadi pribadi muslim yang lebih baik dari tahun kemarin. Dengan
mengevaluasi pribadi apa yang kita lalui tahun kemarin, dan pribadi apa
yang akan kita pilih untuk tahun depan. Tentu saja seperti sabda
Rasulullah yang sudah sangat populer, "Jika hari ini lebih baik dari
kemarin maka beruntung, jika hari ini sama dengan kemarin maka merugi,
dan jika hari ini lebih buruk dari kemarin maka celaka"
Berusaha
menjadi diri yang lebih baik dari sebelumnya adalah sesuatu yang semua
orang 'ingin/mau' capai. Tidak ada di dunia ini seseorang yang 'mau'
dirinya lebih buruk dari sebelumnya. Coba saja tanyakan kepada para
pengemis, apakah mereka mau kaya ? apakah mereka mau lebih baik dari
keadaannya sekarang ?, tanyakan pula pada pemabuk atau pecandu narkoba,
apakah mereka mau berubah menjadi lebih baik?. Pasti jawaban dalam
hatinya yang dalam adalah 'IYA, SAYA MAU, SAYA INGIN', karena itu hal
yang sangat lumrah dan biasa bagi seorang manusia.
Maka konteks
MAU disini adalah sangat-sangat RENDAH !!! mereka hanya mau, dan
selebihnya? sudah, tidak ada usaha yang ia lakukan, karena mereka hanya
sekedar MAU.
Maka orang yang benar-benar serius mereka
jika di tanya
"APAKAH KAMU MAU MASUK SURGA ?
"APAKAH KAMU
JADI ORANG BAIK ? "
maka jawabannya adalah
"TIDAK,
SAYA TIDAK HANYA SEKEDAR MAU. TAPI SAYA AKAN BERKOMITMEN UNTUK MERAIH
ITU!!!
Komentar
Posting Komentar