Langsung ke konten utama

MAU ?

Bismillahirrahmanirrahim

Umar bin Khatab pertama kali berniat meletakkan kalender tahun islam, beliau mengajak musyawarah para sahabat untuk menentukan momentum apa yang paling tepat untuk dijadikan patokan awal tahun. Kesepakatan pun tercipta, umar dan para sahabat menetapkan peristiwa Rasulullah SAW hijrah dari mekkah ke madinah akan dijadikan patokan yang tepat untuk mengawali kalender islam sehingga dinamakan kalender hijriyah.

Pada waktu itu Rasul hijrah dengan upaya menyelamatkan ideologi bersama dari serangan-serangan kaum kafir Mekkah yang sudah banyak sekali menyiksa pengikut Rasulullah. Yang akhirnya Madinah lah yang dapat dijadikan markas untuk aplikasi hukum Islam dan pengembangan islam disana. Hingga umat Rasullullah mendapat kekuatan penuh di Madinah untuk segera kembali ke Mekkah mendakwahkan Islam kembali.


Sehingga sangat pas dan cocok patokan untuk mengawali kalender hijriah ini dengan mengaitkan momen hijrahnya rasulullah ke madinah dengan makna melakukan perubahan dari cara berdakwah yang awalnya sembunyi-sembunyi kini di madinah Rasulullah melakukan secara terang-terangan. Yang artinya melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Sehingga kita semua bisa memaknai bahwa tahun baru hijriah ini sebagai hijrahnya kita menjadi pribadi muslim yang lebih baik dari tahun kemarin. Dengan mengevaluasi pribadi apa yang kita lalui tahun kemarin, dan pribadi apa yang akan kita pilih untuk tahun depan. Tentu saja seperti sabda Rasulullah yang sudah sangat populer, "Jika hari ini lebih baik dari kemarin maka beruntung, jika hari ini sama dengan kemarin maka merugi, dan jika hari ini lebih buruk dari kemarin maka celaka"

Berusaha menjadi diri yang lebih baik dari sebelumnya adalah sesuatu yang semua orang 'ingin/mau' capai. Tidak ada di dunia ini seseorang yang 'mau' dirinya lebih buruk dari sebelumnya. Coba saja tanyakan kepada para pengemis, apakah mereka mau kaya ? apakah mereka mau lebih baik dari keadaannya sekarang ?, tanyakan pula pada pemabuk atau pecandu narkoba, apakah mereka mau berubah menjadi lebih baik?. Pasti jawaban dalam hatinya yang dalam adalah 'IYA, SAYA MAU, SAYA INGIN', karena itu hal yang sangat lumrah dan biasa bagi seorang manusia.
Maka konteks MAU disini adalah sangat-sangat RENDAH !!! mereka hanya mau, dan selebihnya? sudah, tidak ada usaha yang ia lakukan, karena mereka hanya sekedar MAU.

Maka orang yang benar-benar serius mereka jika di tanya
"APAKAH KAMU MAU MASUK SURGA ?
"APAKAH KAMU JADI ORANG BAIK ? "

maka jawabannya adalah

"TIDAK, SAYA TIDAK HANYA SEKEDAR MAU. TAPI SAYA AKAN BERKOMITMEN UNTUK MERAIH ITU!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu