Langsung ke konten utama

The Unbreakable Heart Person


         Iya, mungkin banyak yang bingung dengan judulnya kali ini. Memang si penulis juga kebingungan apa yang ditulis itu benar atau tidak. Mungkin ada yang tahu artinya? Maksudnya tuh ‘Orang Yang Gak Bisa Sakit Hati’. Hhe.. maksa yaa…udah bener kan tapi bahasa inggrisnya gitu?


       (hmm…gue juga gak tau deh,,anggap bener aja deh…gak penting juga ni tulisan).

      Waah akhirnya pembaca setia ku datang juga, walaupun mereka gak keliatan tapi selalu membuat suara2 aneh dan galau kalau lagi baca tulisan saya.

       (heh…gue galau? Maksutt looohhh??)

        Hhe…enggak-enggak,,,gak jadi deh…kamu itu baik hati dan tidak sombong, dan selalu setia membaca tulisan jelek ku ini…cieeeee…jangan-jangan kamu ngefans ya sama saya? Hhi…

        (hmm…gimana yaaaa….)


         Hhaha…ya udah ga usah diterusin kita kembali ke topic pembicaraan. Ada sebuah cerita suatu ketika seseorang sedang duduk di sebuah tempat duduk yang sangat empuk hingga berdiri bulu kuduk. Orang ini bernama lebon, ia seorang rohis yang dikenal teman sekelasnya suka menasehati teman2nya. Mata yang sipit, rambut yang begitu rapi, dan kulit yang putih membuat si lebon ini terlihat tampan di mata orang-orang.

         Sekelompok cewek pun mendekatinya, ada yang duduk di sampingnya ada yang duduk di depannya. Saat itu si lebon sedang bersama teman-teman laki-lakinya. Kemudian salah satu teman laki-lakinya berkata,”eh,,eh,,eh,,,,jangan deket-deket lo…die itu kan anak rohis…! Pasti die kagak mau elo deketin,,,kan katanye bukan muhrim tuh…..hahahaahahaa..”. “hahahahahaha….bener tuh…jangan deket-deket….mendingan deketin kite aje…kan kite bukan anak rohis….sini..sini…”, sahut yang lain.

         Si lebon pun menjawab, “eh ,,,yang gak boleh deket2 dengan yang bukan…….”, “aaaaahhhh,,,,sssustt…suussttt….ini bukan mushola bon…nanti aje kalo di mushola yee…”, sela teman yang lain. Akhirnya dia berusaha menjadi seorang ‘unbreakable heart person’ meskipun di hatinya seperti di cabik-cabik oleh seekor harimau yang lapar.

        (ceritaa apaa cobaa…ahh,,lama-lama gue bosen baca tulisan loe ini don…)

        Eh,,,jangaaan bosaan dulu…kan belum selesai… Ada sebuah cerita lagi, jangan kemana-mana dulu ya.

        Di saat adzan maghrib berkumandang, si upik sudah siap-siap di sebuah tempat kosong yang tadinya tempat kumpul2 kini ia sulap menjadi sebuah mushola. Ia mempersiapkan sajadah, dan memanggil teman-teman lainnya untuk sholat berjamaah. Ketika itu mereka sedang ada kegiatan sejenis kumpul-kumpul untuk menjalin silaturahmi, kalo ga salah namanya super camp atau apalah saya gak ingat. Sampai di depan dapur umum, upik menyuruh kawan-kawan untuk meninggalkan pekerjaannya dulu untuk sholat sebentar. Tapi apa yang mereka jawab, “iaaaa udaah ,,,sholat duluaan aja,,,gue udah biasa kok menanggung dosa gak sholat…haahaha “. Upik menjawab, “haduuuh,,,ya tinggal aja du,,,,,,,”. Seketika di sela kawannya, “udahhh..udah…sana…nanti telat lo.”. akhirnya upik pun berusaha tersenyum menutupi sakit hatinya dan berusaha menjadi ‘unbreakable heart person’.

         Kita lihat cerita pertama. Setelah saya wawancara secara diam-diam dan rahasia, ternyata dalam kisah itu Lebon ingin menyampaikan bahwa bukan anak rohis aja yang gak boleh berdekat-dekatan dengan yang bukan muhrimnya, tapi semua orang yang mengaku dirinya islam. Jadi seakan-akan Cuma anak rohis yang ‘harus’ menjaga dirinya supaya tetap pada aturan islam, padahal kan ini aturan islam bukan aturan rohis.

          Lihat lagi cerita si upik, dia ingin supaya teman-temannya sholat berjamaah di mushola. Padahal aslinya pekerjaan yang sedang dikerjakan temannya itu ditinggal untuk sholat sebentar gak apa2. Tapi apa jawabannya, “…gue udah biasa kok menanggung dosa…”. Woow !!! hebat banget orang ini, seakan-akan dosa itu sesuatu yang enteng. Padahal gak bisa kebayang deh kalo panasnya neraka tuh gimana.

           Ada lagi. Ketika sedang kuliah ruru gelisah. Waktu sholat zuhur sudah tiba, tapi si bapak dosen enggak juga mengistirahatkan sekedar untuk sholat zuhur. Dengan rasa takut akan Allah, si ruru pun izin keluar untuk sholat zuhur sebentar. Ternyata perbuatannya diikuti oleh teman yang lainnya, sehingga hamper setengah kelas gak ada mahasiswanya. Si bapak akhirnya memutuskan untuk memberikan waktu istirahat sebentar setengah jam.

            Tapi apa yang terjadi, teman2 yang lain malahan memilih makan pentol ketimbang sholat. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Si ruru setelah selesai sholat mencoba berbaur ke tempat pentol tadi. Kemudian ada cewek menyapa, “eh,,ruu,,,nanti elo keluar lagi ye pas ashar,,,jadi enak kite2 bisa istirahat lagi…hehehe…”. “Cuma untuk istirahat aja? Kamu gak sholat juga?”, tanya ruru. “sholat? Hahahaha…nanti deh di rumah,,,,itu sih kalo masih sempet….hhahahaha..”. Daaan sekali lagi dakwah-er harus menjadi ‘unbreakable heart person’.

            Yeeaaaahhhh !!!! inilah nasib para dakwah-er….selalu sakit hati. Dibilangin gini malah membantah en akhirnya ngata2in yang gak bener. Mengejek dan mengolok-olok si dakwah-ers. Padahal itu kan sebagai bentuk rasa cinta yang diungkapkan dakwah-ers kepada teman2nya. Si dakwah-ers nih gak mau kawan2nya mencicipi panasnya neraka.

          ( duh,,,lagi2 tulisan loe ga bener don….Trus ngapain sih kalo bikin sakit hati terus dikerjain? Nyusahin banget kan, mendingan seneng-seneng aja )

           Eitsss..jangan bilang gitu, ini nih yang bikin dakwah-ers setia dengan sakit hatinya,

           “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”

           Janji manis dari sang pemilik alam, bahwa sesungguhnya Allah akan mengganti kesakit hatian ini dengan sebuah tempat indah yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, surga. Layaknya sebuah tempat berteduh di tengah panas terik dan keputusasaan, itulah janji manisNYa. Manis, memang manis.

           “……..Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”

            Jadi, para dakwah-ers tidak ada yang namanya sakit hati. Nabi kita sendiri pun mencontohkannya, pada saat beliau menyerukan Islam, banyak yang mencaci maki, mengatakannya orang gila, menghinanya, bahkan meludahinya. Tapi apa yang beliau lakukan? Tidak ada rasa sakit hati dihatinya lagi-lagi karena sebuah janji manis yang begitu manis dariNya.

           Maka jadilah the unbreakable heart person, seseorang yang harus tidak bisa sakit hati. Karena jika bukan saat itu juga objek dakwah kita tergerak hatinya, insyaallah pada kesempatan lain pada saat mereka tergetar hatinya. Mereka akan mengingat bahwa kita telah menasehatinya dulu dan berkata, “ohh,,bener ya kata ******,, coba dulu saya nurutin nasehat dia, terima kasih teman, saya sekarang telah kembali ke jalan yang benar :) “.

           Seorang pendekar tak kan pernah jadi tangguh hanya dengan latihan. Justru kekuatannya akan meningkat dalam pertempuran dan laga yang sebenarnya. Pendekar dakwah baru menjadi pendekar yang sejati saat dia berlaga di medan dakwah.... berjuta kitab sekalipun yang dikuasai tak akan berharga bila hanya dipendam saja.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu