Langsung ke konten utama

Diam Tenggelam

          Suatu ketika ada seorang anak kecil yang ingin sekali belajar berenang. Pas sekali waktunya hari itu keluarganya akan pergi ke kolam berenang. Senang sekali hatinya karena dengan demikian maka ia akan segera bisa belajar berenang dengan kakaknya yang ternyata seorang atlet berenang di SMA. Segala perlengkapan ia persiapkan sendiri, bahkan ibunya pun yang masuk ke kamarnya ingin menawarkan bantuan tidak ia hiraukan. “aku bisa sendiri bu…ibu tenang aja deh..adek kan udah gedee…”,jawabnya.

          Sesampainya di kolam renang, hatinya pun langsung membuncah-buncah layaknya jagung popcorn yang baru masak
(apaaa cobaa…~~a). Lepas baju, lepas kaos, lepas celana, sekarang hanya tersisa celana renang yang ia beli seminggu yang lalu di pasar gombal. Langsung ia menyeret kakaknya supaya cepat sampai ke kolam renang.

        Melompatlah ia bersama kakaknya ke kolam renang. Sang kakak mengajarkan dengan telaten sang adik bagaimana cara berenang supaya tidak tenggelam. Ia pun mengangguk-anggukkan kepala seraya berkata dalam hati, “iaa kak..ngerti,,dari tadi ngmong terus,,,kapan berenangnya..”.

        Dimulailah sesi praktek. Di tengah-tengah proses belajar berenang ini sang adik ingin mencoba sesuatu yang aneh. “katanya harus terus bergerak, coba ah diam”, cetusnya dalam hati. Sang adik diam, tidak bergerak sedikit pun di kolam renang yang dalamnya lebih tinggi dari tingginya sendiri yaitu 1,5 meter. Tidak sampai satu menit adik tenggelam ke dasar, ia kehabisan nafas, berusaha meronta keluar namun apa daya, ternyata kakinya keram karena langsung cebur ke kolam tadi tanpa pemanasan.

***

       Cuplikan kisah aneh di atas tadi cuma upaya saya menggambarkan bahwa para aktivis dakwah itu harus terus senantiasa bergerak.

        Dakwah, dengan pengertian mengajak kepada kebenaran dan mencegah kepada kemunkaran, merupakan kewajiban umat muslim kini, tidak hanya sebatas para nabi,

         “aduhh,,,gak bisa,,gue kan masih gak bener… masa mau berdakwah,,,nanti aja kalo udah bener deh. Nih gue sekarang udah mau fokus untuk ngerubah diri gue kok jadi orang bener:

         Kata-kata yang sering didengar sebagai alasan utama tidak mau terjun ke medan dakwah. Coba kita telaah lagi ke belakang. Jikalau hanya para nabi saja yang dianjurkan untuk berdakwah, maka sahabat-sahabat beliau yang ada di geng khalifah seperti abu bakar, ali, umar, usman gak bakalan mau meneruskan apa yang disampaikan nabi, sekarang ga akan kalian dengar yang namanya nabi Muhammad saw, gak akan kalian dengar yang namanya islam, dan gak akan kalian baca tulisan jelek saya ini, karena kalian bakalan asik dengan kemaksiatan di luar ketimbang capek-capek baca tulisan ini.

         Karena dakwah adalah sebuah proses, proses memperbaiki diri. Kan aneh kalau kita menyuruh orang untuk sholat sedangkan kita tidak sholat. Aneh kalau kita menyuruh orang untuk ngaji kita malah asik nge game. Aneh kalo menghalangi orang pergi ke diskotik eh kita malah udah ada di diskotik duluan. Jadi, selagi kita beramar maruf nahi mungkar ke orang lain secara tidak langsung kita mencambuk diri kita untuk melakukan apa yang kita katakan tadi.

“Siapa saja diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya. Jika tidak sanggup, maka ubahlah dengan lidahnya. Kalau juga tidak sanggup maka dengan hatinya. Ini adalah selemah-lemah iman” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dari Abi Said al-Khudry)

        Lagipula dakwah tidak hanya sekedar ceramah di masjid. Khutbah jumat di masjid. Atau menjadi guru ngaji. Dakwah itu bermacam-macam. Bisa melalui tulisan, bisa melalui harta, bisa mencontohkan perbuatan baik, bisa juga hanya dengan sebuah jari telunjuk. Contoh kecil saja ada seseorang yang bertanya di mana masjid itu, kemudian kamu menjawab, ”di situ”, seraya menunjukkan jalannya dengan jari telunjuk. Itu pun juga dakwah.

        Dan juga dengan dakwah bukan berarti pahala kita akan dibagi-bagi ke orang yang kita dakwahkan. Justru kita akan dapat pahala yang terus menerus mengalir. Seperti contoh tadi jika lelaki yang ditunjukkan jalannya tadi juga mengajak temannya ke masjid yang kita tunjuk. Maka insyallah pahalanya akan mengalir juga ke kita. Insyaallah.

         Soo...para aktivis dakwah ,,eh enggak...para kawan-kawanku yang mengaku muslim muslimah dengan terucapnya dua kalimat syahadat kalian. Yuk, kita ber amar ma’ruf nahi mungkar.. enggak mau kan ngeliat orang-orang tercinta kita, orang-orang yang kita sayangi, ibu, ayah , adik, kakak, teman, sahabat, pacar (pacar setelah nikah maksudnya ya), mengalami pedihnya, sakitnya siksa kubur? panasnya neraka? Karena surga itu luas, kita gak akan kesempitan kalau orang-orang yang kita sayangi juga ada di sana. Kita gak mau ngeliat ke pintu neraka orang-orang yang kita sayangi tadi berteriak-teriak kesakitan sedangkan kita enak-enakan di surga.

      Cinta ini cinta yang murni...

Aku sayang kalian maka aku tidak akan membiarkan kalian mencicipi pedih sakitnya neraka...


Karena aku cinta kalian ..


Aku ingin kita bertemu kembali di taman surga nanti...


         Maka bergeraklah wahai saudara ku, jangan biarkan dengan diamnya kalian menjadikan semangat menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran luntur, luluh, bahkan hilang entah kemana. Jangan sampai karena diam engkau tenggelam, tenggelam tidak lagi berjalan dalam dakwah ini sehingga membuat orang-orang yang kita cintai hilang, dan merasakan pedihnya siksaan neraka.


AKU AKAN TERUS BERGERAK..BERGERAK..

KARENA KU CINTA KALIAN KARENA ALLAH...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seperti Ali dan Fatimah

hai terima kasih udah mendengarkan dan sabar ya, dia gak akan kemana-mana kok, yang udah dituliskan di tinta-Nya, pasti akan ketemu, meskipun kamu sekarang keesepian, melihat teman2 udah gak sendirian, tapi kamu hebat kok, bisa menjaga cuma untuk yang halal nanti, sabar ya, tapi semesta tau, kalo kamu pengen banget diperhatiin, disayangin, dimanjain, ngeliat temen lain udah pada dapat itu, gapapa kok, bertahan aja, gak usah iri, apalagi sama pasangan yg belum halal, ohya, kamu tau kisah cinta palng romantis beberapa abad yg lalu? mereka berdua sama-sama bersabar, menahan rasa yg terus membuncah, padahal rasa itu tumbuh udah mulai kecil,

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya Muhammad Fajri Romadhoni, S.Kom calon guru penggerak Angkatan 8 dari SMPIT Ar Rahman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.  Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator yaitu Bapak Subiarto, M.Pd yang telah membimbing dan senantiasa memotivasi dalam setiap tahapan belajar saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak.  Saya juga ucapkan terimakasih kepada pengajar praktik Bapak Alfian Wahyuni, S.Pdi yang selalu mendampingi dan menjadi teman berbagi baik saat menempuh Pendidikan guru penggerak maupun dalam hal lain berkenaan dengan perkembangan pendidikan.  Saya juga ucapkan terimaksih kepada rekan CGP angkatan 8 yang senantiasa berkenan berbagi dan berkolaborasi dalam setiap tahapam PGP. Saya kali ini saya akan membuat rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan d

Garis Misterius

Anggap saja dihadapan kita ada sebuah papan tulis, di tangan kita spidol merek ternama memaksa kita untuk menggambar sebuah garis panjang di depan. Garis tersebut memanjang mulai ujung papan sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan. Jika diukur, menggunakan pengukur yang ada di meja, menunjukkan angka satu meter. Lagi-lagi tangan kita terpaksa membagi garis panjang tersebut menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga hampir sama panjanganya. Namun, tangan kita membuat bagian yang kedua, yang berada di tengah lebih kecil. Bahkan sangat kecil dibanding yang lain. "Tahukah kalian?" tiba-tiba suara muncul. Reaksi kita tentu kaget. Lah, bagaimana tidak, persepsi kita pasti kalau ada suara tanpa ada sumber suara berarti itu... "Tahukah kalian?" lagi-lagi muncul. "Ehh, enggak. Enggak tahu," anggap saja kita menjawab demikian. "Garis di papan itu adalah garis waktu." "Eh. Eh,,, iya, " anggap saja kita akting gu